Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Test Test
JAKARTA. Setelah empat tahun berhenti produksi, mulai tahun ini PT Perkebunan Nusantara VII bakal memproduksi jagung sebesar 17.920 ton. Sejak awal pekan ini hingga Mei mendatang, lahan pertanian jagung seluas 2.240 hektare (ha) yang digarap perusahaan pelat merah tersebut memasuki masa panen raya.
Sandri Rizal Kamil, Kepala Urusan Humas PTPN VII bilang, setiap lahan yang dikelola pihaknya dapat menghasilkan rata-rata jagung sebesar 8 ton per ha. "Dalam produksi jagung tahun ini, kami memanfaatkan lahan sendiri yang tidak tergarap, serta menjalin kemitraan dengan masyarakat," ujarnya, Kamis (12/4).
Ia menjelaskan, dari 2.240 ha total lahan pertanian jagung, sebanyak 540 ha merupakan lahan milik PTPN VII. Rinciannya, sebanyak 350 ha terletak di Bekri Lampung Selatan, 140 ha di Kedaton Bandar Lampung, dan 50 ha di Wayberulu Pesawaran. Menurut Sandri, lahan tersebut tidak dapat dioperasikan pihaknya untuk program inti perusahaan.
Dia bilang, pada tahun sebelumnya lahan milik PTPN VII di Bekri merupakan areal perkebunan kelapa sawit. Namun, "Karena kelapa sawit kami di sana terserang genoderma (penyakit jamur), aktivitas perkebunannya harus kami hentikan dulu selama tiga tahun. Dan, kami alihkan untuk produksi jagung," tutur dia.
Sementara, lahan milik PTPN VII seluas 40 ha di kedaton merupakan lahan yang telah diambil alih Propinsi Lampung untuk pembangunan kota baru. Tapi, karena pembangunan belum berlangsung pihaknya memanfaatkan lahan tesebut untuk pertanian jagung. Terakhir, lahan 50 ha di Wayberulu merupakan areal pembibitan karet yang pada tahun 2012 ini tidak dioperasikan.
Sedangkan sisa lahan seluas 1.700 ha yang kali ini turut dipanen merupakan lahan milik petani yang menjalin kemitraan dengan perusahaan negara tersebut. Di mana lahan tersebut tersebar di empat kabupaten, yakni Lampung Selatan, Pringsewu, Way Kanan, dan Lampung Tengah."Kami memberikan pinjaman modal kepada petani sebesar Rp 5,2 miliar dan akan dikembalikan setelah panen raya," ujarnya.
Dia menambahkan, produksi jagung bukanlah merupakan produk utama perusahaan, melainkan sebatas program yang dicanangkan pemerintah sebagai dukungan peningkatan produksi jagung nasional.
Dengan begitu, lanjut Sandri, pihaknya tidak menargetkan besar pendapatan yang bakal diperoleh perusahaan dari hasil produksi jagung tersebut. "Prioritas kami hanyalah produksi jagung tahun ini dapat menyumbang produksi secara nasional," imbuhnya.
Adapun inti usaha perusahaan pelat merah tersebut ialah perkebunan kelapa sawit dengan total lahan seluas 61.773 ha, perkebunan karet dengan areal 35.168 ha, perkebunan teh seluas 1.588 ha, serta perkebunan tebu seluas 23.172 ha. Perkebunan milik PTPN VII tersebar di Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News