kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

PTPN V targetkan program peremajaan sawit rakyat 21.000 Ha hingga 2023


Minggu, 28 November 2021 / 18:44 WIB
PTPN V targetkan program peremajaan sawit rakyat 21.000 Ha hingga 2023
ILUSTRASI. Petani membeli bibit sawit unggul bersertifikat dari PT Perkebunan Nusantara V di Pekanbaru, Riau.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui anak usahanya PTPN V terus melanjutkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Hingga tahun 2023, PTPN V menargetkan mereplanting hingga 21.000 Hektare (Ha) kebun sawit plasma.

Adapun hingga awal tahun 2021 sudah terealisasi 9.894 Ha. Ini menjadi realisasi PSR terluas yang dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan Negara sampai sekarang.

"Di tahun 2021 kami rencanakan mereplanting 2.140 Ha, tahun 2022 ada 3.500 Ha, dan tahun 2023 seluas 3.000 Ha. Ini menjadi roadmap kami untuk mendorong percepatan peremajaan sawit rakyat yang diharapkan oleh pemerintah," kata Jatmiko, CEO PTPN V dalam keterangan resminya, Minggu (28/11).

Sementara hingga tahun 2025, PTPN V menargetkan dapat membantu peremajaan dan konversi sawit rakyat seluas 23.000 Ha. Produktivitas seluruh sawit yang diproduksi oleh kebun yang bermitra dengan perusahaan saat ini tercatat jauh di atas standar nasional.

Baca Juga: Ada potensi ekspor cangkang sawit Indonesia US$ 12 juta ke Jepang

Program peremajaan sawit rakyat juga menjadi momentum mengganti tanaman sawit dengan jenis tanaman yang lebih unggul. Sehingga, PTPN V turut menyiapkan tujuh sentra pembibitan sawit unggul di seluruh Riau.

Keberadaan sawit bersertifikasi itu juga menjadi jawaban bagi para petani sawit di Riau dalam menghadapi dilema keberadaan bibit palsu.

Menurut Jatmiko, angka tersebut masih dapat terus ditingkatkan mengingat perusahaan memiliki 56.600 Ha plasma yang tersebar di 6 Kabupaten di Riau.

"Dari 56.600 Ha itu, seluas 21.000 Ha atau 38% telah menandatangani kerja sama peremajaan bersama PTPN V hingga 2023. Sementara itu, 17.500 Ha atau 31% telah diremajakan secara mandiri oleh petani. Sisanya 31% lagi masih belum bersedia diremajakan," ungkapnya.

PTPN V pun menyiapkan empat program percepatan peremajaan sawit rakyat. Pertama adalah pola single management, kedua penyediaan bibit unggul bersertifikat, ketiga kemitraan swadaya yang siap sebagai off taker, dan terakhir, pemberdayaan KUD untuk menjadi calon mitra teknis para petani.

Pada 26 November 2021 lalu, PTPN V untuk pertama kalinya menyediakan dan melepas bibit sawit unggul bersertifikat kepada para petani di Koperasi Unit Desa (KUD) Mojopahit Jaya, Desa Sari Galuh, Kampar, Provinsi Riau. Dalam kegiatan ini dilakukan tanam perdana di lahan petani seluas 879 Ha

Tercatat mulai 2020 hingga akhir November 2021 ini, sebanyak 1,1 juta dari total 1,4 juta bibit telah dibeli oleh petani sawit swadaya.

Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi PTPN V atas program peremajaan sawit rakyat tersebut. "PTPN telah menjadikan para petani, yang selama ini diposisikan lemah, kini sebagai mitra.  PTPN telah berubah, PTPN hadir untuk sawit rakyat.  Kebijakan yang diambil direksi adalah kebijakan luar biasa. Ketika banyak perusahaan mengontrol bibit sawit unggul kepada petani, PTPN malah buka lebar," ujarnya.

Dalam kunjungannya ke KUD Mojopahit Jaya, Menteri BUMN juga memberikan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melalui program pendanaan UMK bagi 33 petani plasma PTPN V sebesar Rp2,5 miliar.

Sementara itu, Direktur Utama PTPN III M Abdul Ghani Peremajaan Sawit Rakyat yang dijalankan PTPN V merupakan dukungan penuh dari PTPN Group yang telah menjadi salah satu Program Strategis Nasional sebagai upaya Pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit, dengan menjaga luasan lahan, agar perkebunan kelapa sawit dapat dimanfaatkan secara optimal, sekaligus untuk menyelesaikan masalah legalitas lahan yang terjadi demi peningkatan kesejahteraan petani sebagai mitra strategis.

Baca Juga: Akselerasi pemulihan ekonomi, PTPN V dorong Siak sebagai kawasan ekowisata

Ghani menambahkan bahwa peremajaan perkebunan sawit masyarakat mendesak untuk dipercepat mengingat tingginya disparitas produktivitas antara petani dan korporasi.

"Sebagai perbandingan produktivitas CPO (Crude Palm Oil) petani hanya berkisah 3 ton CPO/Ha/tahun. Sementara di perusahaan itu mencapai 5-7 ton CPO/Ha/tahun. Ini yang menjadi pertimbangan kita agar proses peremajaan perlu diakselerasi," tambah Ghani.

Dia mengatakan, sebanyak 212.396 Ha perkebunan sawit rakyat atau plasma yang bermitra dengan Perkebunan Nusantara Group di seluruh penjuru Indonesia menghadapi persoalan serupa.

Sehingga, ia pun mendorong Holding Perkebunan Nusantara untuk terus aktif melakukan peremajaan sawit rakyat di lingkungan perusahaan. Untuk periode 2019-2022, PTPN III menargetkan peremajaan sawit seluas 42.182 Ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×