Reporter: Vina Elvira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) baru merealisasikan proses divestasi aset anak usaha senilai Rp 84 miliar, dari target Rp 1,6 triliun pada tahun 2025.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, mengatakan pencapaian tersebut memang masih berada di bawah rencana awal. Namun, pihaknya memproyeksikan target yang sebesar Rp 1,6 triliun akan tercapai pada akhir tahun 2025.
“Saat ini telah dilakukan divestasi aset di anak perusahaan sebesar Rp 84 miliar dan akan mencapai target Rp 1,6 triliun. Nilai tersebut masih lebih rendah dari rencana awal,” ungkap Joko, kepada Kontan.co.id, Selasa (18/11).
Salah satu agenda divestasi utama yang tengah berjalan adalah pelepasan saham di PT PP Infrastruktur (PPIN). Pelepasan saham PPIN telah malalui proses seleksi calon investor yang ketat, untuk memastikan nilai divestasi tetapoptimal.
Baca Juga: Yohanes Surya Mundur dari Komisaris Telkom, Ini Penjelasan Perusahaan
“Rencana divestasi PPIN juga mengacu strategi Back to Core dan streamlining portofolio dalam roadmap RJPP,” jelas Joko.
Ia menegaskan bahwa divestasi PPIN berperan penting dalam memberbaiki arus kas perusahaan, termasuk untuk mengurangi kewajiban hutang berbunga. Sehingga dapat berdampak pada perbaikan kinerja terutama dari penurunan bunga bank secara signifikan.
Di sisi operasional, hingga Oktober 2025 PTPP mengantongi kontrak baru Rp 18,19 triliun. Proyek BUMN berkontribusi 44%, pemerintah 29%, dan swasta 27%. Berdasarkan segmen, porsi terbesar berasal dari gedung 21%, pertambangan 18%, serta jalan dan jembatan 16%.
Sementara itu, pendapatan hingga September 2025 tercatat senilai Rp 10,9 triliun, turun 24,13% YoY atau baru 61,81% dari RKAP.
Joko mengungkapkan penyebab pelemahan pendapatan antara lain, pemasaran yang ditargetkan belum tercapai sehingga penjualan dari proyek baru belum maksimal.
“Adanya efisiensi pada proyek carryover sehingga burning tidak sesuai RKAP,” sebutnya.
Perseroan juga mulai menyiapkan pipeline divestasi untuk 2026. Manajemen berharap strategi divestasi yang agresif dapat mempercepat pemulihan struktur keuangan dan mengembalikan fokus bisnis ke proyek-proyek inti.
“Program divestasi PTPP tahun 2025 mengacu pada rencana kerja di RKAP. Namun secara paralel mempersiapkan rencana divestasi dan penjajakan ke calon investor untuk target divestasi tahun depan,” tambah Joko.
Baca Juga: UNTR Tuntaskan Akuisisi Doup pada Desember 2025 dan Incar Tambang Emas di Australia
Selanjutnya: Bank Saqu Catat 3,2 Juta Nasabah di Tahun Kedua Beroperasi
Menarik Dibaca: IHSG Sesi I Jumat Turun 0,24%, TPIA Pertahankan Posisi Saham Keempat Terbesar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













