kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pujasera di Mall JakBar dan JakSel Sepi: Menanti Kembalinya Pengunjung


Jumat, 11 Oktober 2024 / 18:07 WIB
Pujasera di Mall JakBar dan JakSel Sepi: Menanti Kembalinya Pengunjung
ILUSTRASI. Suasana pujasera atau foodcourt yang sepi di Mall Plaza Semanggi, Jakarta (7/10/2024). Suasana pujasera di beberapa mall di Jakarta Barat, seperti ITC Permata Hijau, terlihat sepi dan sunyi.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, suasana pujasera di beberapa mall di Jakarta Barat, seperti ITC Permata Hijau, terlihat sepi dan sunyi. Pandemi COVID-19 yang melanda beberapa tahun lalu telah mengubah wajah pusat perbelanjaan ini, khususnya di lantai 4, di mana banyak tenant yang tutup atau kosong. 

Dari pantauan KONTAN dilokasi, hanya tersisa beberapa penjual makanan yang masih berjuang, menjual makanan khas lokal hingga hidangan khas Tiongkok. Namun, jumlah tenant aktif tak sebanding dengan banyaknya ruang kosong yang menciptakan kesan muram di tengah lantai tersebut.

Salah seorang petugas kebersihan di ITC Permata Hijau yang enggan disebutkan namanya memberikan pendapatnya tentang perubahan drastis yang dialami pusat jajanan serba ada (pujasera) sejak pandemi. “Foodcourt ini hanya ramai di jam-jam tertentu, seperti saat makan siang atau sore hari setelah Maghrib. Namun, banyak pengunjung hanya duduk tanpa membeli makanan atau minuman,” ujar Robi, Jumat (11/10). 

Ia menambahkan, meskipun pada akhir pekan mall tetap buka, namun keramaian tak kunjung datang, karena mayoritas pengunjung di pujasera hanyalah para karyawan kantor dari ruko sekitar dan seberang mall.

Ali (33), seorang pedagang Chinese food dan jus yang telah berjualan di lantai 4 ITC Permata Hijau sejak 2018, juga merasakan dampak yang cukup signifikan. Ia mengungkapkan bahwa penjualannya belum sepenuhnya pulih, meskipun sudah ada sedikit perbaikan tahun ini.

“Penjualannya masih di bawah 50% dari sebelum pandemi,” kata Ali. Ia mengakui bahwa banyak perubahan terjadi, terutama dengan kebiasaan konsumsi masyarakat yang kini lebih memilih layanan online.

Ali bertahan karena makanan yang dijualnya, seperti nasi dan mi, masih menjadi kebutuhan pokok para karyawan kantor yang bekerja di sekitar mall. Ia mengandalkan jam makan siang sebagai waktu tersibuk, meskipun pengunjung hanya ramai pada jam tersebut.

Beruntung, Ali masih mendapatkan harga sewa yang lebih terjangkau. Banyak tenant yang tidak lagi berjualan, sehingga pemilik sewa memberikan toleransi harga agar para pedagang yang tersisa tetap bisa bertahan. “Harga sewa tidak naik, jadi saya masih bisa bertahan,” tambah Ali, sembari berharap situasi bisa kembali normal.

Tidak hanya Ali, Yani, pemilik warung prasmanan yang menyajikan makanan khas Sunda, juga menghadapi tantangan yang serupa. Meski begitu, ia memilih tetap optimis.

“Penjualan memang perlahan membaik tahun ini, karena saya jual makanan berat dengan harga terjangkau,” ujar Yani.

Seperti Ali, Yani juga mengandalkan pelanggan dari karyawan kantor yang bekerja di ruko sekitar. Baginya, terus bertahan adalah satu-satunya pilihan, meskipun masa depan masih penuh ketidakpastian. Yani berharap kondisi mall bisa segera pulih dan mendatangkan lebih banyak pengunjung.

Pemandangan serupa juga terlihat di Mall Slipi, Jakarta Barat. Meski tidak sepi seperti ITC Permata Hijau, kebanyakan pengunjung datang hanya untuk berbelanja di supermarket atau menonton film di bioskop.

Seorang pedagang yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, penjualannya masih belum memuaskan, terutama di luar jam makan siang.

"Biasanya ramai saat makan siang, tapi setelah itu, tenant kami sepi," katanya. Ia menjelaskan bahwa anak-anak sekolah yang mampir untuk bermain ke mall menjadi pelanggan tetapnya, tetapi jumlah mereka tidak cukup untuk menggerakkan penjualan yang signifikan.

Secara keseluruhan, meskipun ada tanda-tanda pemulihan, tenant-tenant di pujasera mal di Jakarta Barat masih harus menghadapi tantangan berat untuk kembali mencapai angka penjualan seperti sebelum pandemi.

Banyak yang berharap situasi ini segera membaik, terutama dengan kembalinya aktivitas perkantoran dan berkurangnya ketergantungan masyarakat pada layanan makanan online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×