Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. Masyarakat semakin merasakan langsung dampak tingginya harga minyak mentah dunia. Mulai hari ini, ada dua kenaikan harga yang menohok daya beli orang banyak. Harga bahan bakar minyak (BBM) untuk industri dan gas petroleum cair (elpiji) naik bersamaan.
Akar masalah memang naiknya harga minyak mentah dunia yang belum letih mendaki. Jenis light sweet crude oil di New York Mercantile Exchange (NYMEX) pengiriman Agustus mencapai rekor baru lagi US$ 143,67 per barel Senin malam (30/6). Sementara, contract price (CP) Aramco sebagai patokan harga elpiji dunia, sudah berada di kisaran US$ 830 per metrik ton.
Pertamina pun menaikkan rata-rata harga jual BBM industri di empat wilayah pemasaran, sebesar 3,11%. Dibandingkan harga per 15 Juni silam, premium naik 3% menjadi Rp 9.361 per liter. Harga solar naik 3,17% menjadi Rp 11.502 per liter dan minyak diesel naik 3% menjadi Rp 11.163 per liter. Minyak bakar juga naik 5,3% menjadi Rp 6.893 per liter.
Dalam catatan KONTAN, kenaikan harga BBM industri telah terjadi tujuh kali dalam sembilan bulan terakhir. "Selama penentuan harga BBM Industri berdasarkan pada harga BBM Internasional, ia akan terus berfluktuasi dan tidak bersifat tetap," ujar Kepala Divisi Komunikasi Pertamina Wisnuntoro.
Juga mulai hari ini, Pertamina menaikkan harga jual elpiji ukuran 12 kilogram (kg) sebesar 23% menjadi Rp 5.250 per kg atau Rp 63.000 per tabung. Kenaikan ini lebih besar dari rencana semula yang cuma 17,6% (KONTAN 28 Juni 2008).
Menurut Pjs. VP Komunikasi Pertamina Ifki Sukarya, harga jual tersebut berlaku untuk agen dalam radius sampai 60 km dari instalasi utama Pertamina. "Di luar radius itu, ada tambahan biaya angkut," katanya. Jika menimbang harga elpiji di pasar global, sebenarnya harga elpiji seharusnya Rp 10.140 per kg.
Kenaikan harga elpiji ukuran 12 kg ternyata sempat menimbulkan rush dan kelangkaan elpiji di daerah. "Sulit mengawasi pembelian elpiji di masyarakat," Iin Arifin Takhyan, Wakil Direktur Utama Pertamina, mengakui. Selain itu, sebagian konsumen gas 12 kg juga bisa beralih ke tabung 3 kg yang subsidinya lebih besar. "Kemungkinan itu bisa saja terjadi,"kata Iin. Mari bersiap melihat antrean panjang perebutan tabung gas lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News