kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

2015, Indonesia Krisis Gas


Rabu, 25 Juni 2008 / 17:00 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Test Test

JAKARTA. Banyaknya volume ekspor gas bumi ke luar negeri rupanya mengancam kebutuhan gas untuk industri lokal. Kejadian ini diprediksi akan membuat krisis kentut bumi ini pada 2012-2015.

A Safiun, Ketua Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (Aplindo) mengatakan banyaknya gas alam yang diekspor keluar negeri mengancam krisis gas di Indonesia. "Pada 2012-2015 Indonesia akan mengalami kehabisan gas," katanya, Selasa.

Prediksi ini didasarkan karena Indonesia hanyalah produsen gas alam urutan ke 11 dengan produksi sebanyak 8217 million metric standard cubic foot per day (mmscfd) alias juta standar metrik kaki kubik per hari.

Namun, ekspor gasnya mencapai urutan pertama dengan ekspor sebesar 4358,5 mmscfd. Sementara untuk domestik sebesar 3873,9 mmscfd. Padahal, potensi gas alam Indonesia hanyalah 93,14 trilion standard cubic feet (tscf) alias triliun standar kaki kubik.

Krisis gas ini tentu saja akan mengancam industri rumah tangga maupun industri besar di Indonesia. Yang menjadi contoh adalah industri sarung tangan berbahan baku karet. Menurutnya, kekurangan gas yang saat ini terjadi saja sudah mematikan industri kecil sarung tangan tersebut.

"Dari 13 perusahaan di Sumatera Utaran hanya tinggal tiga perusahaan yang masih eksis," tandasnya. Ironisnya, tiga perusahaan yang eksis itu sudah memangkas produksinya hingga 50%.

Safiun bercerita bahwa ketiga perusahaan itu adalah PT Delta Waru yang berkapasitas 40.000 pasang, PT Glofindo sebanyak 120.000 pasang, serta PT Mandiri Inti sebanyak 80.000 pasang. "Padahal kebutuhan gasnya hanya 5 mmscfd," katanya.

Menurut Safiun, untuk mengamankan pasokan gas dalam negeri, ia meminta kepada pemerintah agar memangkas ekspornya. Bukan hanya itu, pemerintah diminta mencari jalan untuk energi gas alternatif.

Abdul Wahid, Direktur Industri Elektronik Departemen Perindustrian (Depperin) membenarkan jika Indonesia terancam kebutuhan gas. Sayang, ia enggan berkomentar lebih banyak tentang ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×