kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Punya Pasar Besar, Kemenperin Dorong Penguatan Industri Pengolahan Kakao


Jumat, 01 Desember 2023 / 14:52 WIB
Punya Pasar Besar, Kemenperin Dorong Penguatan Industri Pengolahan Kakao
ILUSTRASI. Warga melakukan perawatan buah kakao jelang masa panen serentak di sentral perkebunan Kakao Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh, Selasa (21/1/2020). Punya Pasar Besar, Kemenperin Dorong Penguatan Industri Pengolahan Kakao.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia memiliki peluang besar dalam pengembangan industri pengolahan kakao. Hal ini didukung potensi Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ketiga di dunia, dengan total produksi sekitar 700.000 ton per tahun. 

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad mendorong pengembangan industri pengolahan kakao agar bisa lebih berdaya saing global.

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin, Edy Sutopo, mengatakan, saat ini terdapat 11 perusahaan pengolahan kakao di Indonesia dengan total nilai ekspor mencapai US$ 1,12 miliar pada 2022 atau menduduki posisi negara pengekspor keempat di dunia. 

"Industri ini juga berperan mendukung hilirisasi yang meningkatkan nilai tambah kakao dalam negeri,” kata dia dalam siaran pers di situs Kemenperin, Kamis (30/11).

Baca Juga: Musim Mas Group Kembangkan Varietas Baru Kelapa Sawit, Kualitas TBS Naik 30%

Edy menyampaikan, dengan adanya efek berganda dari industri pengolahan kakao, pemerintah akan berupaya menjadikan Indonesia sebagai episentrum dunia untuk sektor kakao dan olahannya. Guna mewujudkan sasaran ini, perlu langkah kolaborasi dengan berbagai pihak terkait dari hulu sampai hilir.

Menurut Edy, Indonesia unggul di produk intermediate yang meliputi cocoa pasta/liquor, cocoa cake, cocoa butter dan cocoa powder. Pangsa pasar produk intermediate kakao Indonesia mencapai 9,17% dari kebutuhan dunia. Selain sektor tersebut, Indonesia juga punya potensi di industri cokelat dan industri cokelat artisan.

Untuk industri cokelat yang menghasilkan mass product, saat ini terdapat 900-an perusahaan dengan total kapasitas produksi lebih dari 462.000 ton per tahun. "Jumlah nilai ekspor dari sektor ini sebesar US$ 76,89 juta pada tahun 2022,” imbuh dia.

Selanjutnya, untuk sektor industri cokelat artisan, Indonesia telah memiliki 31 perusahaan dengan total kapasitas produksi sebesar 1.242 ton per tahun pada tahun 2022. Umumnya industri cokelat artisan ini menggunakan bahan baku yang premium. Indonesia masih punya pasar yang menjanjikan untuk dapat mengembangkan sektor ini.

Baca Juga: Impor Masih Tinggi, Pemerintah Didesak Tingkatkan Produksi Kakao Lokal

Edy menegaskan, pihaknya proaktif menjalankan berbagai program dan kebijakan dalam upaya memacu kinerja industri yang berbasis olahan kakao. Misalnya, dengan menjaga ketersediaan bahan baku.

“Oleh karenanya, kami juga mendorong peningkatan produktivitas kakao dalam memenuhi kebutuhan di sektor industri,” kata dia.

Selain itu, Kemenperin menyiapkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten, mendorong pemanfaatan teknologi, dan mengoptimalkan program branding.

Kemenperin juga akan mendukung terhadap program sustainability dan traceability pada rantai pasok, meningkatkan kampanye konsumsi cokelat di dalam negeri, melakukan promosi pada ajang pameran di tingkat nasional dan internasional, serta melaksanakan program restrukturisasi mesin produksi.

Edy menambahkan, Kemenperin gencar menumbuhkan wirausaha baru di sektor industri pengolahan kakao. Apalagi, Indonesia memiliki lebih dari 600 varian atau rasa cokelat yang berasal dari berbagai daerah. "Ini menjadi potensi kita untuk terus melakukan diversifikasi dan inovasi produk,” jelasnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×