Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Pupuk Indonesia (Persero) menargetkan penjualan Rp 77 triliun sepanjang tahun ini. Target tersebut naik 16,66% ketimbang realisasi penjualan tahun 2015 lalu sebesar Rp 66 triliun.
Untuk mencapai target, Pupuk Indonesia fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Jika dalam negeri terpenuhi, baru kami berfikir ekspor," ujar Budi Asikin, Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Senin (13/6).
Atas target penjualan tersebut, Pupuk Indonesia berharap bisa meraup laba Rp 5,01 triliun. Pada kuartal I-2016, perseroan ini telah meraih laba Rp 1,69 triliun atau naik 28% dari periode sama tahun lalu Rp 1,35 triliun.
Head of Corporate Communication Pupuk Indonesia Wijaya Laksana menambahkan, volume penjualan per April 2016 mencapai 3,67 juta ton dari target tahun ini 13 juta ton. "Dari sisi volume penjualan sedikit di bawah target, karena ada pergeseran musim tanam," kata Wijaya.
Meski fokus di dalam negeri, namun Wijaya tetap mencari peluang ekspor. Salah satu potensi yang dilihat adalah pasar ekspor ke Prancis. Wijaya bilang, Prancis berani membeli harga premium dari Indonesia karena menganggap kualitas pupuknya lebih bagus.
Namun, target Pupuk Indonesia bukan tanpa hambatan. Perseroan masih terkendala harga gas yang masih tinggi. "Kami ingin harga dibawah US$ 4 per MMBTU, biar bisa bersaing dengan pupuk impor," terang Wijaya.
Pupuk Indonesia berbeda dengan perusahaan lain. Bagi Pupuk Indonesia, gas adalah bahan baku karena berkontribusi 70% atas ekspor. Selain harga gas, Pupuk Indonesia terkendala harga jual pupuk dan amoniak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
