Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli
Selain pupuk, pertumbuhan juga dijumpai pada realisasi produksi non pupuk. Sepanjang Januari - Maret 2020, realisasi produksi non pupuk perseroan mencapai 1,87 juta ton. Sementara realisasi produksi non pupuk perseroan pada periode sama tahun sebleumnya hanya mencapai 1,50 juta ton.
Selain mencatatkan pertumbuhan produksi, Pupuk Indonesia juga berhasil meningkatkan efisiensi biaya produksi Hal ini berkat upaya transformasi bisnis yang telah dilakukan oleh perseroan.
Dalam hal pemakaian bahan baku saja misalnya, sepanjang tahun 2019 lalu, Pupuk Indonesia mampu mencatatkan realisasi rasio konsumsi gas sebesar 27,56 mmbtu per ton untuk urea. Rasio ini lebih efisien bila dibandingkan dengan rencana awal yang ditetapkan sebesar 28,28 mmbtu per ton.
Baca Juga: Resmi melantai, saham Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) langsung melesat 35%
Peningkatan efisiensi rasio konsumsi juga ditemui pada konsumsi gas untuk amoniak. Berdasarkan catatan Pupuk Indonesia, rasio konsumsi gas untuk amoniak tercatat sebesar 35,92 mmbtu per ton. Mulanya, rencananya rasio konsumsi gas untuk amonia ditetapkan sebesar 36.05 mmbtu per ton.
“Efisiensi ini penting untuk mengurangi beban pemerintah atas subsidi, termasuk untuk peningkatan daya saing produk Pupuk Indonesia Group,” kata Aas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News