kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pupuk Indonesia catat kenaikan produksi 16,48% kuartal I 2020


Kamis, 30 April 2020 / 20:06 WIB
Pupuk Indonesia catat kenaikan produksi 16,48% kuartal I 2020
ILUSTRASI. Buruh angkut memindahkan pupuk urea ke gudang Pupuk Kujang Lini III di Awipari, Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (10/10). Stok pupuk subsidi dan nonsubsidi pada musim tanam per Oktober 2018 untuk wilayah Jabar dan Banten melimpah karena sebagian besar wilaya


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatatkan kinerja produksi yang prima di kuartal pertama tahun ini. Sepanjang Januari - Maret 2020 lalu, produksi pupuk perseroan 3,10 juta ton atau naik sekitar 16,48% dibanding realisasi produksi periode sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2,66 juta ton.

Secara terperinci, realisasi produksi di kuartal I 2020 terdiri atas sebanyak 2,07 ton urea, 688.196 ton NPK, 132.473 ton SP-36, 212.262 ton ZA, dam 1.270 ton ZK.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Aas Asikin Isdat mengatakan, pertumbuhan produksi di kuartal pertama tahun 2020  salah satunya disebabkan oleh kondisi pabrik yang dapat beroperasi secara optimal.

Baca Juga: Pupuk Indonesia akan tindak tegas penyalur yang jual pupuk di atas HET

Hal ini tidak terlepas dari upaya transformasi yang sudah dicanangkan perseroan sejak tahun 2017 lalu. Alhasil, Pupuk Indonesia bisa melanjutkan tren pertumbuhan kinerja produksi perseroan yang memang kerap mengalami pertumbuhan setiap tahunnya pada kuartal pertama tahun ini.

Di sisi lain, kinerja produksi perseroan di kuartal I juga turut terdongkrak oleh adanya kapasitas produksi tambahan dari pengoperasian pabrik baru.

“Peningkatan volume salah satunya  juga disebabkan pengoperasian pabrik Amurea II yang mulai operasi komersil sejak Agustus 2018,” terang Aas dalam keterangan tertulis.

Menurut Aas, hasil realisasi produksi Pupuk Indonesia pada nantinya akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, khususnya untuk sektor tanaman pangan. Sementara penjualan hasil produksi ke sektor komersil dan ekspor baru akan dilakukan apabila kebutuhan untuk subsidi dan sektor pangan sudah terpenuhi serta memiliki stok ketersediaan yang aman.

Baca Juga: Dirut Pupuk Kujang meninggal, begini sosok Bambang Eka Cahyana

Selain pupuk, pertumbuhan juga dijumpai pada realisasi produksi non pupuk. Sepanjang Januari - Maret 2020, realisasi produksi non pupuk perseroan mencapai 1,87 juta ton. Sementara realisasi produksi non pupuk perseroan pada periode sama tahun sebleumnya hanya mencapai 1,50 juta ton.

Selain mencatatkan pertumbuhan produksi, Pupuk Indonesia juga berhasil meningkatkan efisiensi biaya produksi Hal ini berkat upaya transformasi bisnis yang telah dilakukan oleh perseroan.

Dalam hal pemakaian bahan baku saja misalnya, sepanjang tahun 2019 lalu, Pupuk Indonesia mampu mencatatkan realisasi rasio konsumsi gas sebesar 27,56 mmbtu per ton untuk urea. Rasio ini lebih efisien bila dibandingkan dengan rencana awal yang ditetapkan sebesar 28,28 mmbtu per ton.

Baca Juga: Resmi melantai, saham Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) langsung melesat 35%

Peningkatan efisiensi rasio konsumsi juga ditemui pada konsumsi gas untuk amoniak. Berdasarkan catatan Pupuk Indonesia, rasio konsumsi gas untuk amoniak tercatat sebesar 35,92 mmbtu per ton. Mulanya, rencananya rasio konsumsi gas untuk amonia ditetapkan sebesar 36.05 mmbtu per ton.

“Efisiensi ini penting untuk mengurangi beban pemerintah atas subsidi, termasuk untuk peningkatan daya saing produk Pupuk Indonesia Group,” kata Aas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×