Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Ingin memenuhi kebutuhan industri pupuk Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) resmi mengambil alih pabrik amoniak asal Jepang pada awal April 2014. PKT, selaku anak perusahaan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) mengambil alih pabrik tersebut dengan dana sebesar Rp 1,5 triliun.
Pabrik itu bernama PT Kaltim Pasifik Amoniak. Dengan dibelinya pabrik yang disinyalir sebagai produsen amoniak terbesar di dunia ini diharapkan akan menggenjot produksi pupuk di Indonesia.
Dengan demikian, target pupuk dalam negeri pun diperbanyak. "Kami menargetkan 2 juta ton untuk pupuk komersial, sedangkan untuk pupuk bersubsidi (PSO) sebesar 9,25 juta ton," ujar Koeshartono, Direktur Pemasaran PIHC, Jumat (9/5).
Dengan target yang begitu tinggi, ia pun menambahkan ekspor bukan lah menjadi tujuan utama. "Bagi kami, penuhi pasokan pupuk dalam negeri terlebih dahulu. Kalau memang ada sisa, baru kita ekspor." Untuk masalah ekspor, PIHC sendiri telah merambah pasar Asia, Australia, dan Amerika.
Budi Asikin, selaku Sekertaris Perusahaan PIHC mengatakan pada kuartal I-2014 telah mencapai 30%. Dengan total produksi pupuk non-organik sebanyak 3.328.491 ton, sedangkan diluar non organik, sebanyak 11.207.000 ton.
Nantinya, PIHC akan menjadikan amoniak tersebut sebagai entitas bisnis sendiri, menjadi anak perusahaan baru dengan nama PT Pupuk Indonesia Kimia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News