kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pupuk Kaltim pakai opsi SWF untuk ekspansi pabrik baru di Bintuni Papua


Selasa, 27 April 2021 / 15:40 WIB
Pupuk Kaltim pakai opsi SWF untuk ekspansi pabrik baru di Bintuni Papua
ILUSTRASI. Rahmad Pribadi, Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim)


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pupuk Kaltim (PKT) diminta untuk menjadi perusahaan yang terus menghasilkan produk hilir. Produk PKT akan terus ditambah seiring dengan keinginan Holding Pupuk Indonesia. 

Rahmad Pribadi Presiden Direktur Pupuk Kaltim mengatakan, bahwa pihaknya saat ini memiliki tujuh pabrik dengan produksi urea 3,43 juta metric ton per year (mtpy), NPK sebesar 0,30 juta mtpy, biofertilizer 300 mtpy, speciality fertilizer 3.000 mtpy. Kemudian untuk produk amoniak produksinya mencapai 2,74 juta mtpy dan ammonium nitrate 75.000 mtpy.

"Kami juga memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 7.400 ha dengan produksi 45.000 mtpy," kata dia dalam acara buka bersama editor media, Senin (26/4).

Saat ini kata Rahmad, produk urea diekspor ke negara-negara asean dengan jumlah 1,86 juta ton per tahun atau sekitar 69%. Sedangkan amoniak telah diekspor 1,79 juta ton per tahun. "Selebihnya dijual ke domestik," kata dia.

Rahmad menyatakan, pihaknya juga terus mendorong lahirnya produk baru hingga ke hilir. "Kami juga akan memproduksi Soda Ass, kita ketahui juga gas di Bontang semakin menipis, kami berusaha tetap terus menghasilkan produk hilir," terang dia.

Kata Rahmad selama ini pabrik di Pupuk Kaltim memakai gas dari Bontang. Nantinya jika sudah ada gas dari proyek IDD tentu saja akan memakai gas tersebut.

Namun demkian perusahaan tak tinggal diam, Rahmad biolang, pihaknya akan ekspansi keluar Kaltim. Wilayah yang dituju adalah Bintuni, Papua. Rencananya pabrik baru itu akan memproduksi urea, amoniak, dan metanol. "Investasinya sekitar US$ 40 triliun," kata dia.

Dia mengatakan, pihaknya tak hanya membangun pabrik, tetapi juga kawasan pemukiman untuk karyawan dan lainnya. "Ini bukan pabrik yang bisa berhenti, kami di pupuk tak bisa berhenti produksi. Kalau berhenti produksi sehari saja ruginya Rp 2 triliun," kata dia.

Rahmad mengatakan, untuk pendanaan pihaknya memikirkan untuk memakai skema SWF. "Saya akan pikirkan, bagus juga, tapi pasti ada yang pakai dana internal," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×