Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan tidak akan ada penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada pertengahan bulan Februari ini.
Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menjelaskan, keputusan tersebut diambil setelah pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan harga minyak mentah di pasar dunia, mencermati perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta memperhatikan kegiatan sektor riil.
"Akhirnya kami putuskan bahwa harga jual eceran BBM bersubsidi, yaitu premium, solar dan minyak tanah tidak berubah dan tetap mengacu kepada Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 tahun 2009," kata Purnomo dalam siaran pers nya akhir pekan lalu.
Purnomo mengakui satu bulan belakangan sejak pemerintah menurunkan harga premium dan solar pada 15 Januari 2009, ada kecenderungan kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia serta terjadi pelemahan nilai tukar rupiah. Atas dasar itulah, pemerintah memutuskan tidak menurunkan harga BBM bersubsidi untuk Keperluan Rumah Tangga, Usaha Kecil, Usaha Perikanan, Transportasi dan Pelayanan Umum kali ini.
"Kalau menurut perhitungan kami sih, kami tidak recomend untuk menurunkan harga bulan ini," ditambahkan Evita Herawati Legowo, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Departemen ESDM.
Saran untuk tidak menurunkan harga Premium dan Solar di SPBU tersebut menurutnya karena harga minyak terus mengalami fluktuasi. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga tak kunjung membaik.
Sekadar mengingatkan, terakhir kali pemerintah mengumumkan penurunan harga BBM bersubsidi pada Senin (12/1) yang mulai berlaku 15 Januari 2009 mulai pukul 00.00 WIB. Harga premium yang semula Rp 5.000 per liter, turun menjadi Rp 4.500 per liter. Sedangkan solar yang sebelumnya Rp 4.800 per liter, menjadi Rp 4.500 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News