Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
PALEMBANG. PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) menyatakan satu pabrik baru proyek revitalisasi pabrik paling tua milik PT Pusri di Palembang, Sumatera Selatan, masih dalam tahap uji coba.
"Secara umum telah selesai pembangunannya. Namun, pengoperasiannya belum bisa maksimal karena harus menjalani tahapan uji coba," kata Manajer Humas PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Sulfa Ghani, di Palembang, Jumat.
Proyek revitalisasi satu dari empat pabrik tua yang dikerjakan sejak April 2013, kata dia, sekarang ini memasuki tahap pengujian dan pihaknya menargetkan pada bulan Maret 2016 mulai beroperasi.
Dalam tahap uji coba tersebut, berdasarkan evaluasi secara teknis pabrik baru Pusri II-B pengganti pabrik paling tua, yakni pabrik Pusri II yang dibangun pada tahun 1974, berjalan dengan baik.
Proyek revitalisasi pabrik paling tua yang kini dalam tahap pengujian itu dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation dengan nilai investasi Rp7,4 triliun.
Pabrik Pusri II-B menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk pabrik amonia dan teknologi Acces 21 milik Toyo dan Pusri sebagai co-licencor untuk pabrik urea.
Kapasitas produksi terpasang pabrik amonia mencapai 2.000 ton per hari atau 660.000 ton per tahun dan kapasitas pabrik urea 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun.
Pabrik Pusri II-B dengan teknologi baru, kata dia, selain ramah lingkungan, juga menghemat bahan baku gas, dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 mmbtu per ton amonia dan 21,18 mmbtu per ton urea.
Menurut dia, perusahaan pupuk yang berkantor pusat di Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan itu saat ini memiliki empat pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,262 juta ton per tahun. Namun, karena kondisinya sudah tua, kapasitas produksi tersebut beberapa tahun terakhir tidak pernah tercapai secara maksimal.
Kondisi empat pabrik PT Pusri rata-rata usianya 35 tahun ke atas, sedangkan idealnya usia pabrik pupuk maksimal 20 tahun.
"Semua pabrik PT Pusri di Palembang kondisinya memprihatinkan karena sudah berusia tua. Pabrik yang usianya paling muda adalah pabrik Pusri 1B yang dibangun pada tahun 1994," katanya.
Untuk meningkatkan produksi pupuk urea dan amonia, pihaknya berupaya secara bertahap melakukan revitalisasi pabrik tua dengan prioritas revitalisasi pabrik paling tua, yakni pabrik Pusri II yang kini tinggal menunggu penghentian operasi dan segera digantikan posiisnya dengan pabrik baru Pusri II-B.
Jika satu pabrik baru tersebut dioperasikan, menurut Sulfa, dapat meningkatkan produksi pupuk urea hingga 2,61 juta ton per tahun dari kapasitas produksi terpasang yang dimiliki sekarang ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News