Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus dibidik emiten farmasi. Salah satu yang mengikuti yakni PT Pyridam Farma Tbk (PYFA).
Steven Setiawan, Corporate Secretary Pyridam Farma menjelaskan tahun lalu belum ada obat Pyridam yang lolos. Hal ini karena ada beberapa persyaratan yang belum sanggup dilewati. "Tender kami akan ikut lagi. Sekitar 10 obat sampai 15 obat yang kami akan coba masuki," kata Steven dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jumat (25/5).
Menurutnya pasar farmasi nasional tahun ini akan bertumbuh 5%. Adapun salah satu pendorongnya yakni program JKN yang kebanyakan diisi oleh obat generik. Meski demikian tantangannya di proyek tersebut harga jual obat terbilang murah. Sehingga margin keuntungan sedikit. "Tentunya obat yang kami akan masuk ada obat baru dan juga kombinasi produk lama," jelasnya.
Catatan saja tahun lalu Pyridam meluncurkan delapan produk baru yang telah mendapat izin edar dari BPOM. Tahun 2016 Pyridam juga sudah meluncurkan sembilan produk baru. "Target minimal kami ada produk baru delapan tiap tahun," katanya.
Produk baru ini juga jadi langkah Pyridam untuk membidik kenaikan usaha. Tahun ini, PYFA membidik kenaikan penjualan bersih sebesar 6% dan laba bersih naik 8%. Asal tahu, tahun lalu emiten farmasi ini mencatat pertumbuhan penjualan 7% dan laba naik 20%. "Kami juga terus upayakan efisiensi dalam segala bidang," paparnya
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2018, pendapatan bersih PYFA mencapai Rp 64 miliar. Jumlah tersebut naik 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 51 miliar.
Sedangkan beban pokok penjualan ikut naik 31%, dari Rp 19 miliar menjadi Rp 25 miliar pada periode yang sama. Kendati begitu laba kotor masih menguat 21% sampai Maret 2018 menjadi Rp 39 miliar. Alhasil, PYFA berhasil membukukan laba bersih Rp 1,63 miliar alias tumbuh 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,31 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News