kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Radiant Utama Interinsco (RUIS) berminat garap bisnis PLTS


Kamis, 16 September 2021 / 22:45 WIB
Radiant Utama Interinsco (RUIS) berminat garap bisnis PLTS
ILUSTRASI. Mobile Offshore Production Unit (MOPU) PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) di Maleo Field, Selat Madura.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) mulai melirik bidang usaha pembangkitan listrik tenaga surya.

Keinginan emiten jasa penunjang industri minyak dan gas (migas) berkode saham “RUIS” ini untuk menjadi independent power producer (IPP) berbasis energi surya diungkapkan oleh Direktur Utama RUIS, Sofwan Farisyi dalam acara paparan publik yang disiarkan virtual pada Kamis (16/9).

“Untuk IPP kami sedang menjajaki 1-2 proyek karena kita lihat masih terbatas di masalah pendanaan, interest dan sebagainnya. Tapi melihat yang kedepannya, apabila kami sudah mendapatkan financial partner yang tepat saya kira kita akan lebih mudah masuk ke bisnis itu karena memang prospeknya besar sekali,” kata Sofwan.

Sebelumnya, RUIS sudah memiliki pengalaman sebagai kontraktor rekayasa, pengadaan dan konstruksi alias Engineering, Procurement and Construction (EPC) proyek-proyek pembangkitan listrik tenaga surya. Catatan saja, sebelumnya RUIS memang sudah mengantongi Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (IUJPTL).

Baca Juga: Laba bersih Radiant Utama (RUIS) diperkirakan turun 20% pada tahun ini

Untuk ‘naik level’ menjadi IPP, RUIS sudah melakukan pembicaraan dengan institusi keuangan di Singapura, Australia, dan Selandia Baru perihal akses pendanaan dalam bentuk green bond ataupun opsi sejenis.

Opsi-opsi yang demikian menurut Sofwan lebih menarik ketimbang opsi pinjaman/loan yang umumnya memiliki tenggat jatuh tempo alias maturity date lebih singkat, yaitu 3-5 tahun untuk bisnis pembangkitan listrik yang berjalan selama 15-20 tahun.

Dalam rencana perusahaan, RUIS berniat menjalankan proyek pendahuluan alias pilot project pembangkitan listrik tenaga surya (PLTS) terapung dengan kapasitas di bawah 100 KWp di Pulau Bali.

Untuk mewujudkan rencana ini, RUIS tengah melakukan negosiasi dengan salah satu perusahaan perhotelan besar di Bali.

“Jadi mudah-mudahan kalau ini jadi kita ada pilot project satu di Radiant, bisa menjadi showcase Radiant untuk acara G20 nanti di tahun depan dan sedang dinegosiasikan,” ujar Sofwan.

Lebih lanjut, RUIS juga membuka kemungkinan untuk mendirikan anak usaha baru guna menjalankan bisnis usaha pembangkitan listrik tenaga surya apabila rencana diversifikasi bisnis ini jadi direalisasi kelak.

Baca Juga: Hingga Juli, Radiant Utama Interinsco (RUIS) sudah raih kontrak baru Rp 331 miliar

“Kalau radiant mau masuk IPP itu kelihatannya mau enggak mau kita harus membuat anak perusahaan (baru) karena memang tipe bisnis laporan keuangan dan revenuenya agak-agak berbeda,” ungkap Sofwan.

Sedikit informasi, RUIS mencatatkan pendapatan sebesar Rp 757,60 miliar dengan i laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 11,00 miliar pada paruh pertama tahun ini.

Secara terperinci, realisasi pendapatan semester I 2021 ini terdiri atas pendapatan jasa pendukung operasi sebesar Rp 437,84 miliar, jasa agensi dan kegiatan lepas pantai Rp 175,59 miliar, jasa inspeksi Rp 110,96 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp 33,20 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×