Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kopi Kenangan kembali meraih pendanaan seri kedua dari Sequoia India senilai US$20 juta atau sekitar Rp 288 miliar. Sebelumnya, peritel kopi ‘grab n go’ ini telah menerima pendanaan seri pertamanya dari Alpha JWC Ventures yang berbasis di Indonesia senilai US$ 8 juta pada Oktober 2018 lalu.
Dengan pendanaan baru ini, Kopi Kenangan berencana mempercepat pertumbuhan dengan membuka 150 gerai baru sebelum akhir tahun dan menargetkan 1.000 gerai di seluruh Indonesia pada tahun 2021.
Perusahaan yang sudah meraih keuntungan ini juga berencana untuk melebarkan sayap usahanya ke Asia Tenggara.
“Indonesia adalah pengekspor kopi terbesar keempat di dunia. Namun, konsumsi kopi per kapita di sini masih rendah karena tidak ada rantai usaha kopi yang besar dan terjangkau dengan cita rasa lokal,” kata Edward Tirtanata, Co-Founder dan CEO Kopi Kenangan pada Kontan.co.id, Kamis (27/6).
Edward menjelaskan,misi Kopi Kenangan adalah membawa kopi berkualitas yang dibuat dengan bahan-bahan paling segar dan tersedia secara lokal, kemudian bisa dinikmati oleh konsumen di seluruh Indonesia dan juga seluruh Asia Tenggara.
Gerai kopi yang terkenal dengan menu es kopi kenangan mantan ini muncul dengan menerapkan konsep bisnis baru, yakni menerapkan model new retail dalam industri kopi tanah air. Konsep tersebut menggabungkan kenyamanan dan keragaman pilihan belanja online.
“Konsumen dapat memesan kopi mereka melalui aplikasi Kopi Kenangan yang kami luncurkan April 2019 lalu. Dengan begitu, konsumen tidak perlu menunggu antrean di gerai kami. Mereka bisa juga memesan kopi melalui aplikasi GrabFood atau Go-Food yang sudah menjadi mitra kami,” jelas Edward.
Ia mengatakan jika Kopi Kenangan menjual sekitar 30% total penjualan kopinya melalui mitra pengiriman online. Bahkan, saat ini Kopi Kenangan berada di peringkat tiga teratas di seluruh Indonesia dalam kategori kopi pesan antar.
Saat ini Kopi Kenangan juga tengah fokus pada personalisasi konsumen. Maksudnya, lewat aplikasi Kopi Kenangan, konsumen bisa menjadi 'barista pribadi', sehingga bisa mengatur seberapa manis atau kental kopi yang diinginkan.
Harga aneka menu Kopi Kenangan juga terjangkau jika dibandingkan dengan gerai kopi ritel lainnya. Hal tersebut bisa terealisasikan karena Kopi Kenangan mengoperasikan gerai kecil.
Edward menjelaskan bahwa dengan mengoperasikan gerai kecil, Kopi Kenangan bisa memotong biaya per cangkir sebesar 10% hingga 15%.
“Kami memanfaatkan teknologi internet of things (IoT) untuk mengelola inventaris dan mengurangi pemborosan. Sebagian besar pesanan yang kami terima juga formatnya take away, sehingga bisa lebih efisien biaya,” pungkas Edward.
Managing Director Sequoia Capital, Shailendra Singh mengaku terkesan dengan model bisnis yang dibangun Kopi Kenangan, berfokus pada pengalaman konsumen.
“Fokus pada pengalaman konsumen merupakan kunci untuk membangun consumer brand yang berkelanjutan. Pemahaman tim Kopi Kenangan yang mendalam tentang cita rasa lokal dan fokus dalam membangun pengalaman baru berbasis teknologi itulah yang membuat mereka tampil beda,” jelasnya.
Kopi Kenangan kini memiliki 80 gerai di delapan kota dan melayani hampir satu juta cangkir pesanan kopi setiap bulan. Jumlah tersebut meningkat pesat dari 16 gerai dan 175.000 cangkir per bulan pada Oktober 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News