Reporter: Sri Sayekti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui Sub holding PTPN IV PalmCo berhasil meraih Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK). Sertifikat yang berperan penting dalam memperkuat ekosistem perdagangan karbon nasional tersebut tercatat merupakan yang pertama diraih dalam industri perkebunan nasional.
Menteri Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofiq menyerahkan langsung secara simbolis SPE-GRK kepada manajemen PTPN IV PalmCo di Instalasi Pembangkit Tenaga Biogas Lubuk Dalam, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Sabtu (10/5/2025).
Penghargaan diterima langsung Region Head Regional III PalmCo Ahmad Gusmar Harahap disaksikan oleh Direktur Strategi dan Sustainability PTPN IV Ugun Untaryo. Dalam kegiatan tersebut turut hadir Wakil Bupati Siak H. Husni Merza, serta jajaran pengurus GAPKI yang sebelumnya mendapatkan sosialisasi terkait pencegahan kebakaran hutan lahan secara langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup.
"Selamat kepada jajaran PTPN IV PalmCo. Sertifikat ini menjadi bukti bahwa kita mampu mereduksi emisi dari sektor agrikultur," kata Hanif.
Baca Juga: PTPN IV PalmCo Gelar Operasi Pasar di 36 Titik, Jaga Stok & Stabilkan Harga Pangan
Ia mengatakan pada awalnya sempat pesimistis bahwa sektor perkebunan mampu menekan emisi, terlebih lagi sektor tersebut dikenal sebagai salah satu yang disoroti karena memiliki potensi pelepasan emisi yang tinggi berdasarkan triple planetary issue.
Namun, ia kembali mengapresiasi keseriusan PTPN IV PalmCo yang terus fokus melaksanakan beragam inisiatif dalam melaksanakan program enviroment, social, and governance (ESG), salah satunya dekarbonisasi guna mendukung program net zero emission (NZE) 2060.
Untuk itu, ia pun meminta kepada Sekjen Gapki Hadi Sugeng yang ikut menyaksikan penyerahan sertifikat, agar langkah yang ditempuh PTPN IV PalmCo dapat ditiru dan direplikasi kepada seluruh perusahaan perkebunan sawit nasional.
"Harapannya, kita bersama Pak Sekjen Gapki bisa ditularkan kepada perusahaan perkebunan di Indonesia. Kenapa, karena ini adalah langkah konkrit untuk mengatasi isu-isu negatif global," ujarnya.
Baca Juga: Akselerasi PSR, Rekomtek Petani Binaan PTPN IV PalmCo Tembus 13 Ribu Ha Setahun
Ia juga meminta agar perusahaan lainnya dapat belajar dari PTPN IV PalmCo, dengan berkunjung dan belajar langsung dari PTBg Cofiring Lubuk Dalam untuk mempelajari serta memperoleh SPE-GRK ini. Mantan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan itu mengakui tidak mudah menyusun dan melengkapi seluruh tahapan hingga memperoleh sertifikat dalam bentuk elektronik tersebut.
"Ini tidak gampang, tapi teman-teman PTPN IV bisa. Sekjen Gapki bisa inisiasi temanteman lainnya untuk belajar dari sini," tuturnya.
Lebih jauh, Hanif turut berpesan kepada PTPN IV agar dapat mendaftarkan sertifikat tersebut atau listing ke pasar perdagangan karbon nasional dan internasional. "Nanti teman-teman PTPN bisa lakukan dual listing, pasar karbon Indonesia dan gold standar, sehingga dapat memperkuat revenue," imbaunya.
Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca merupakan bentuk pengakuan terhadap PTPN IV PalmCo yang telah berhasil melakukan insiatif penting dalam mengurangi jumlah gas rumah kaca sebagai penyebab utama perubahan iklim dan pemanasan global.
Sertifikat yang berbentuk elekronik ini diperoleh Pembangkit Tenaga Biogas Lubuk Dalam Kabupaten Siak, Riau, yang berdasarkan verifikasi Tim Measurement, Reporting, and Verification (MRV), Kementerian Lingkungan Hidup sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 21 Tahun 2022 telah mengurangi emisi GRK melalui aksi mitigasi pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit (POME) selama 4 tahun terakhir sebesar 33.799 ton CO2e.
Baca Juga: Pasarkan CPO Bersertifikasi Internasional, PalmCo Bakal Kantongi US$ 3,6 Juta
Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa mengatakan pencapaian ini adalah hasil dari kerja keras dan keseriusan perusahaan dalam mengakselerasi program dekarbonisasi sekaligus penciptaan sirkular ekonomi melalui pengolahan limbah cair sawit menjadi energi baru terbarukan.
Tidak cukup sampai di sana, ia turut menegaskan PTPN IV PalmCo juga terus berinovasi sehingga seluruh insiatif yang dilakukan tersebut dapat mendukung bursa karbon di Indonesia yang kini terus berkembang membangun ekosistem perdagangan karbon.
"SPE GRK ini adalah langkah awal dari kami untuk tidak hanya fokus pada dekarbonisasi, namun juga langkah PTPN IV PalmCo untuk terlibat aktif dalam membangun ekosistem perdagangan karbon nasional," tuturnya.
Jatmiko mengakui dalam melaksanakan program dekarbonisasi memiliki tantangan tersendiri bagi perusahaan yang resmi terbentuk berdasarkan penggabungan lima entitas pada akhir 2023 lalu itu.
Namun, pihaknya tetap berkomitmen memperluas program yang telah berjalan selama beberapa waktu terakhir sebagai langkah penting mendukung NZE Indonesia 2060 yang selaras dengan komitmen Indonesia mendukung tujuan utama Paris Agreement dalam membatasi peningkatan suhu global. Termasuk, menargetkan agar dua fasilitas biogas lainnya yang di bawah PalmCo dapat segera tersetifikasi SPEGRK lainnya, yakni PTBg Tapung di Riau dan PLTBg Pasir Mandoge di Sumatera Utara.
Lebih dari itu, langkah ini juga sebagai bukti nyata bahwa produk CPO yang dihasilkan PTPN IV PalmCo mampu memenuhi standar global, termasuk dalam keterlacakan hingga pengakuan akan program dekabonisasi, yang secara tidak langsung turut mematahkan stigma negatif akibat kampanye hitam persaingan pasar internasional.
"PTPN IV PalmCo akan terus berkomitmen menjadi Perusahaan pelopor dalam keberlanjutan di sektor perkebunan. Kami berharap langkah-langkah yang kami ambil dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi lingkungan, masyarakat, serta perekonomian Indonesia,” ujar Jatmiko.
Sementara itu Direktur Strategy dan Sustainability PTPN IV PalmCo Ugun Untaryo menyebutkan PTBg Cofiring PKS Lubuk Dalam merupakan satu di antara sejumlah proyek unggulan PTPN IV PalmCo dalam mendukung upaya dekarbonisasi.
“PTBg Lubuk Dalam memanfaatkan biogas yang berasal dari POME untuk menghasilkan energi bersih sebagai bahan bakar pengganti cangkang pada boiler,” kata Ugun.
Melalui fasilitas ini, tidak hanya menghasilkan energi bersih dan mengurangi emisi metana yang terbuang ke atmosfer, namun juga memperoleh pendapatan tambahan dari cangkang.
Baca Juga: PTPN IV PalmCo dan Unilever Perkuat Integrasi Rantai Pasok Sawit Berkelanjutan
Selain PTBg Lubuk Dalam, PTPN IV PalmCo juga memiliki 10 unit fasilitas methane capture lainnya dalam beragam jenis baik pembangkit listrik, cofiring, bio CNG dan lain sebagainya. “Apapun bentuknya, pastinya POME harus diolah.
Sehingga tujuan Pemerintah kita untuk mempercepat net zero emission sebelum 2060 bisa diwujudkan. Ditambah lagi, circular economy yang diterima juga memberi value lebih bagi pelaku industri,” ucapnya.
Biogas Cofiring PKS Lubuk Dalam yang telah menerima sertifikat SPE-GRK telah terdaftar di IDX Carbon. “Kita sudah berhasil menjual 21.500 CO2Eq dan dengan hal tersebut PalmCo menjadi perusahaan perkebunan pertama di Indonesia yang bertransaksi di IDX Carbon atau perusahaan ke 4 untuk seluruh industri,” bebernya.
Selanjutnya Ugun juga berkeyakinan pihaknya akan mampu lebih cepat dalam sertifikasi fasilitas energi terbarukan PalmCo lainnya. “Insya Allah dengan bantuan pak Menteri yang luar biasa dan dukungan seluruh pihak, untuk selanjutnya kami percaya akan lebih cepat menyelesaikan proses sertifikasi di Pembangkit lainnya,” tukas Ugun.
Sebagaimana diketahui, saat ini PTPN IV PalmCo mampu mereduksi emisi sebesar 208 ribu ton CO2eq dan dipercaya hingga tahun 2030, melalui 30 fasilitas EBT yang dikembangkan, Perusahaan pengelola sawit terluas di dunia ini akan mereduksi 836 ribu ton CO2Eq.
Baca Juga: Kolaborasi dengan Polri, PalmCo Optimalkan Lahan Replanting Sawit untuk Tanam Jagung
Selanjutnya: Ekonom Perkirakan Konsumsi Rumah Tangga dan Daya Beli di Kuartal II-2025 Stagnan
Menarik Dibaca: 7 Obat Penurun Kolesterol Alami Paling Cepat yang Dapat Anda Coba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News