Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Cirebon Power akhirnya mendapatkan angin segar untuk segera melakukan konstruksi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit 2 pada bulan Mei 2017 ini. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Pembiayaan (Loan Agreement) senilai US$ 1,74 miliar atau lebih dari Rp 23 Triliun.
Presiden Direktur Cirebon Power, Heru Dewanto mengatakan pihaknya mendapatkan Perjanjian Pembiayaan melalui tiga lembaga keuangan yaitu Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Korea Eximbank (KEXIM) dan Nippon Export and Investment Insurance (NEXI) untuk Proyek Ekspansi Cirebon Power Unit 2 atau Ekspansi Cirebon Power.
"Nilainya US$ 1,7 miliar atau lebih dari Rp 23 triliun," ungkapnya kepada KONTAN, Selasa (18/4).
Heru mengatakan ekspansi PLTU Cirebon Unit 2 dengan kapasitas 1 x 1000 MW ini berinvetasi US$ 2.2 Milyar. Maka dari itu, dengan mendapatkan pinjaman pembiayaan tersebut menuntaskan skema pembiayaan proyek secara menyeluruh.
"Proyek akan menerima pencairan dana dalam waktu dekat, segera setelah itu SPK lengkap kepada kontraktor EPC akan diterbitkan untuk mempercepat konstruksi proyek," jelasnya.
Asal tahu saja, Cirebon Power yang merupakan konsorsium sejumlah korporasi, yaitu Marubeni (Jepang), Indika Energy (Indonesia), Samtan dan Komipo (Korea) dan Jera (Jepang) ini sudah melakukan Perjanjian Jual Beli Tenaga LIstrik (PJBTL) atau Power Purchase Agreement (PPA) untuk Ekspansi PLTU Cirebon Unit 2 ini pada 23 Oktober 2015 dengan PLN. Adapun untum lekerjaan konstruksi telah dimulai sejak tanggal 31 Maret 2016, dengan penerbitan Surat Perintah Kerja (SPK) Terbatas kepada Kontraktor EPC yang dipimpin oleh Hyundai Engineering Corporation (HDEC).
“Dengan dukungan pendanaan dan kemampuan teknis yang telah teruji, kami optimis dapat mencapai target operasional atau Commercial Operation Date (COD) sesuai target yakni 2020," tandasnya.
Asal tahu saja, pembangunan PLTU Cirebon Ekspansi Unit 2 ini mengadopsi teknologi Ultra Super Critical, pembangkit yang berlokasi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini juga menggunakan batubara kalori rendah yakni 4.000-4.600 kkal/kg, dan dapat melakukan pembakaran dengan efisiensi tinggi sehingga lebih ramah lingkungan.
Diperkirakan, PLTU Cirebon Ekspansi Unit 2 mampu menghasilkan energi 7.533 GwH per tahun. Daya yang dihasilkan akan memperkuat sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali menggunakan transmisi 500 KV melalui koneksi Gardu Induk Mandirancan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News