Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Perusahaan sawit Indonesia Rajawali Corpora dan operator perkebunan sawit Malaysia Felda Global Ventures Holdings Bhd berencana membangun pusat produksi oleokimia di Indonesia untuk memberikan nilai tambah produk kelapa sawit berorientasi ekspor.
Managing Director Rajawali Corpora Darjoto Setyawan mengatakan, kolaborasi dua perusahaan bertujuan agar Indonesia dan Malaysia yang memegang 82% pangsa pasar sawit dunia bisa sama-sama membangun industri hilir yang memiliki nilai tambah.
"Indonesia memiliki banyak sumber minyak kelapa sawit (CPO) dan kernel oil, begitu pun Malaysia yang memiliki teknologi itu bisa bersama-sama untuk membuat industri hilir. Ini siatifnya dari kami swasta, tapi untuk tujuan membangun perekonomian negara," katanya, Jumat (31/7).
Rencananya, pusat produksi oleokimia itu akan mengambil lokasi tersendiri yang dimungkinkan menjadi kawasan ekonomi khusus. Kedua pihak juga telah mengidentifikasi sejumlah lokasi potensial di Sumatera Utara, Jawa Timur dan Kalimantan, termasuk sejumlah KEK di wilayah tersebut.
Rajawali dan FGV sendiri akan menjadi penyewa utama (anchor tenant) di kawasan yang diproyeksi berukuran paling tidak 500 hektar tersebut. "Kami akan menjadi anchor tenant di situ, akan tetapi kami akan berusaha menarik sekian banyak industri lain dari sisi pengguna di antaranya seperti P & G, BASF dan Tiongkok," katanya.
Darjoto menambahkan, meski tak memerinci proyeksi nilai investasi dan lokasi potensial, pihaknya mengatakan finalisasi rencana proyek tersebut akan selesai pada Juni 2016. "Juni tahun depan baru mulai pembangunannya, kalau KEK kan harus ada insentif dan sebagainya," katanya.
Dalam proses produksi oleokimia, bahan baku yang digunakan berasal dari tanah air lantaran pasokan kernel oil dan CPO Malaysia sudah tidak mencukupi. Ada pun produk oleokimia yang dihasilkan nantinya untuk ekspor ke negara-negara Asia Pasifik, seperti Tiongkok dan Jepang, serta negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
"Produk hasilnya itu ada untuk bahan industri, juga makanan. Selain itu akan ada pula pusat perdagangan minyak kelapa sawit (trading hub plam oil) tersendiri di hub tersebut," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News