Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Rajawali Grup membiayai 80% dana proyek kereta angkutan batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) atau US$ 3,84% dari total US$ 4,8 miliar.
"Sementara 20% sisanya dibiayai PTBA sebesar 10% dan China Railway Engineering Corporation sebesar 10%," kata Presiden Direktur PTBA Sukrisno, Selasa (24/8).
Pria yang baru merampungkan ibadah umrohnya tersebut menjelaskan saat ini PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR), perusahaan bersama yang dibentuk untuk menggarap proyek infrastruktur tersebut tengah merampungkan rancangan detil proyek itu. Diharapkan akhir tahun pekerjaan tersebut selesai akhir tahun ini.
"Kalau lay out sudah selesai, kami lakukan proses pembebasan tanah. Lalu kalau pembebasan tanah sudah 50% selesai, kami mulai membangun lintasan kereta apinya sepanjang 307 kilometer bertahap," jelas Sukrisno.
Ia optimis proyek yang akan digunakan untuk mengangkut batubara PTBA dari tambang Banko Tengah di Tanjung Enim, Provinsi Sumatera Selatan sampai Srengsem di Provinsi Lampung tidak akan tersendat karena pembebasan tanah.
"Karena dalam desain awal dibuat sedemikian rupa sehingga tidak melewati hutan lindung dan perkampungan warga," imbuhnya.
Pada 23 Maret 2010 di Beijing, PTBA meneken kontrak proyek senilai US$ 4,8 miliar yang terdiri dari pekerjaan EPC berjangka waktu 4 tahun senilai US$ 1,3 miliar dengan China Railway. Sementara nilai kontrak untuk operator and maintenance ditetapkan US$ 3,5 miliar untuk jangka waktu 20 tahun.
Jalur kereta api berkapasitas angkut 27 juta ton per tahun itu akan memberikan jaminan pengangkutan batubara PTBA sebesar 25 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
Kinerja Jeblok, Saham PTBA Tergerus
PTBA Persingkat Masa Kontrak Penjualan
Di Sesi II, Harga Saham PTBA Jatuh 2,6%
