Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia selama lebih dari 50 tahun sebagai solusi transportasi berteknologi tinggi ramah lingkungan, serta memberikan fokus perhatiannya bagi pengembangan SDM sekaligus eskalasi kapabilitas rantai pasok pada Jumat (27/10) PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berpartisipasi dalam agenda “Indonesia Japan The 2nd Auto Parts Business Forum” yang berlokasi di Nagoya, Jepang.
Aktivitas ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan hubungan diplomasi antara Indonesia-Jepang yang sudah mencapai usia 65 tahun.
Aktivitas the 2nd Auto Parts Business Forum ini merupakan kelanjutan dari aktivitas pertama yang telah berlangsung di tahun sebelumnya. Indonesia-Japan Auto Parts Business Forum merupakan acara yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia dan didukung oleh Konsul Kehormatan Republik Indonesia di Nagoya, Jepang yang bertujuan untuk menjembatani perusahaan komponen otomotif skala kecil dan menengah di Indonesia dengan perusahaan produksi besar di Jepang.
Perusahaan rantai pasok di Indonesia diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam rantai pasok industri otomotif global. Penguatan rantai pasok lokal nyatanya menjadi sokongan bagi daya saing industri otomotif nasional yang kuat. Saat ini supply chain otomotif menjadi pilar industri, mengingat ada 300 ribu SDM yang berada di bawahnya.
Baca Juga: Gandeng United E-Motor, Kalla Kars Buka Gerai Ketiga Motor Listrik di Kawasan BSD
Melalui aktivitas ini, TMMIN akan membawa 29 perusahaan rantai pasok tier 1-2, TMMIN sendiri menaungi lebih dari 205 supplier di tier 1-2, sebagai pembuka jalan dan menjembatani kerjasama yang nantinya akan terbuka melalui aktivitas business forum ini dengan kemudahan untuk mengakses pasar internasional lebih mudah.
Hubungan bilateral antara Indonesia – Jepang selama lebih dari 6 dekade, Jepang tidak hanya mendonorkan investasi bahkan selama 10 tahun terakhir menjadi salah satu investor terbesar, Tercatat, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi otomotif asal Jepang mencapai US$ 525,48 juta sepanjang semester I 2023, dari total investasi otomotif sebesar U$ 744,43 juta.
Di Tengah berbagai tantangan situasi dan kondisi ekonomi di Indonesia dimulai dari peristiwa malari 1974, krisis ekonomi moneter di tahun 1998, dan ketidakpastian situasi ekonomi global saat ini pengembangan industri otomotif tetap komit dilakukan. Industri otomotif menjadi investasi Jepang sejak awal untuk Indonesia.
Indonesia pun menorehkan prestasi neraca dagang positif sebagai pengekspor produk otomotif sebagai produk berteknologi tinggi yang nilainya lebih dari 7 miliar dolar AS. Selain itu, investasi yang diberikan juga merambah pada pengembangan kapabilitas SDM yang menjadi elemen penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
“Memulai industri otomotif nasional sejak era 1970-an hingga saat ini, pengembangan investasi Toyota Indonesia di industri otomotif, juga meliputi pengembangan SDM beserta ratusan rantai pasok di dalamnya. Bermula dari investasi perakitan, dilanjutkan dengan produksi bodi dan mesin, hingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu hub produksi global," ungkap Bob Azam Wakil Presiden Direktur PT TMMIN dalam keterangannya, Sabtu (28/10).
"TMMIN hadir berpartisipasi dalam acara Indonesia Japan The 2nd Auto Parts Business Forum, untuk menjembatani rantai pasok industri otomotif Indonesia membuka peluang kerjasama di skala internasional dan sebagai upaya benchmark bersama rantai pasok industri otomotif Jepang,” lanjutnya.
Baca Juga: Penjualan Kendaraan Listrik Toyota Tumbuh Signifikan Hingga Kuartal III-2023
Di tengah tantangan ekonomi global, Toyota Indonesia berupaya untuk terus mempertahankan peran Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor kendaraan ke kawasan Asia & Timur Tengah, Afrika, Amerika Selatan, dan Australia. Melalui aktivitas penguatan rantai pasok lokal, Toyota Indonesia meyakini bahwa dalam menyambut elektrifikasi, transisi dari kendaraan berteknologi ICE menuju elektrifikasi memerlukan proses untuk eskalasi kapabilitas rantai pasok.
“Pada tahun ini, kolaborasi dan kemitraan ditingkatkan dengan melibatkan lebih banyak stakeholders di antaranya industri auto maker, part maker, hingga asosiasi yang menaunginya. Dengan harapan, partisipasi kami dapat memberikan hasil yang lebih nyata dalam membuka potensi akses investasi industri otomotif skala internasional di masa depan,” tutup Bob Azam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News