Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ratusan benih ikan bantuan pemerintah untuk nelayan eks penangkap lobster mati. Pasalnya para nelayan tidak memiliki pengetahuan perihal budidaya ikan.
"Bantuan benih bawal dan kerapu 80% mati, tinggal 20% yang masih bisa dibudidaya," ujar Abdullah, eks penangkap lobster dari Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) saat konferensi pers, Jumat (20/10).
Sebelumnya eks nelayan penangkap lobster diberikan bantuan untuk melakukan budidaya ikan. Tiap orang mendapatkan bantuan benih dari pemerintah sebanyak 600 ekor.
Abdullah meminta pendampingan dari pemerintah terkait budidaya. Hal itu dikarenakan eks penangkap lobster terbiasa dengan profesi penangkap lobster dan tidak memiliki pengetahuan terhadap tata cara budidaya. Abdullah juga bilang agar pemerintah tetap melakukan bantuan terkait benih dan pakan.
Sebelumnya, Abdullah berprofesi sebagai penangkap lobster. Harga lobster yang ditangkap mencapai Rp 320.000 per kilogram (kg). Abdullah bilang, satu lubang dapat menghasilkan 10 kg hingga 15 kg.
Matinya benih ikan bantuan di NTB dinilai disebabkan oleh faktor cuaca. Sebelumnya penebaran benih pertama yang dilakukan bulan Juli 2017 diakui sukses dipanen.
"Kloter pertama sebelumnya berhasil, penebaran kedua banyak yang mati karena faktor cuaca," terang Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Slamet Soebjakto pada acara yang sama.
Akibat hal itu, penebaran benih akan ditunda. Saat cuaca membaik akan dilakukan penebaran benih kembali. Menunggu itu, pembudidaya seperti Abdullah hanya bisa menunggu sambil mengelola benih ikan yang masih hidup.
Musim pancaroba diakui Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok, Mulyanto, perlu dihindari untuk penanaman bibit. Selain cuaca, lokasi serta kondisi lingkungan pun dinilai mempengaruhi kondisi benih.
Mulyanto bilang pembudidaya masih bisa mengelola benih yang tersisa. Selain itu, benih yang mati sebelumnya akan diganti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News