kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi alokasi impor garam mencapai 1,8 juta ton sampai akhir September 2021


Kamis, 30 September 2021 / 17:01 WIB
Realisasi alokasi impor garam mencapai 1,8 juta ton sampai akhir September 2021
ILUSTRASI. Petani memanen garam. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/1pd/6.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat bahwa alokasi impor yang telah direalisasikan oleh importir garam industri per 28 September 2021 telah mencapai 1,8 juta ton atau sekitar 60% dari total alokasi yang diterbitkan pada tahun 2021 sebesar 3.077.901 ton.

Di periode yang sama, Industri Chlor Alkali Plan (CAP) menjadi pengguna terbesar garam impor yakni sebanyak 1.448.073 ton. Kemudian disusul oleh industri aneka pangan sebanyak 379.468 ton dan industri farmasi dan kosmetik sebanyak 2.909 ton. Di sisi lain, industri pengeboran minyak belum menyerap alokasi impor garam.

“Realisasi  impor garam masih akan terus berjalan hingga akhir tahun 2021,” ujar Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana, Rabu (29/9).

Ia memastikan, kegiatan impor garam sebagai bahan baku dan bahan penolong industri ditentukan dalam rapat koordinasi antar kementerian/lembaga terkait yang diselenggarakan oleh Kemenko Perekonomian. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 9 Tahun 2018 Pasal 3 dan 4.

Baca Juga: PT Garam sebut kerja sama proyek pembangunan pabrik soda ash bernilai US$ 12 juta

Adapun secara keseluruhan, total kebutuhan garam nasional di tahun 2021 mencapai 4.606.554 ton yang mana 1.528.653 ton di antaranya merupakan garam lokal, sedangkan sisanya merupakan garam impor.

Wisnu menambahkan, pandemi Covid-19 dan kelangkaan kontainer sangat mempengaruhi kinerja impor garam di tahun ini. Di samping itu, industri pengolah garam seperti aneka pangan masih belum dapat merealisasikan seluruh alokasi impornya, karena mendekati masa panen garam rakyat, sehingga mereka mengutamakan penyerapan garam lokal terlebih dahulu.

Terlepas dari itu, ia berharap relaksasi impor garam dapat tercapai secara maksimal sampai akhir tahun nanti.

Sementara untuk proyeksi impor garam di tahun 2022, Kemendag masih menunggu informasi lebih lanjut dari Kementerian Perindustrian selaku kementerian pembina industri yang berwenang untuk mengajukan usulan kebutuhan bahan baku garam industri. “Kenaikan atau berkurangnya alokasi impor garam untuk tahun depan akan disepakati dengan mempertimbangkan stok garam lokal dan kebutuhan industri,” kata Wisnu.

Hal tersebut tentu akan disepakati bersama dalam rapat koordinasi antar kementerian/lembaga terkait yang dikoordinasikan oleh Kemenko Perekonomian dalam menetapkan Neraca Komoditas.

Selanjutnya: Produksi garam rakyat masih sulit menembus pasar industri non konsumsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×