Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri ban dalam negeri dibayang-bayangi oleh masuknya produk ban impor berlebih. Hal ini menyusul terbitnya aturan Permendag No 06 tahun 2018 tentang perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77 tahun 2016 tentang Ketentuan Impor Ban.
Uthan A. Sadikin, Direktur Pemasaran PT Multistrada Arah Sarana Tbk menyesali aturan tersebut. Menurutnya kebijakan ini dapat membuat industri ban jadi kontra produktif. "Importasi ban menjadi tidak ada larangan," kata Uthan kepada kontan.co.id, pekan lalu.
Meski demikian, emiten berkode saham MASA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini tetap optimis dapat menaikan pendapatan bersih sebesar 10%-20% tahun ini. Caranya dengan terus membidik pasar ekspor baru dan juga memperkuat domestik. Saat ini komposisi pendapatan 70% berasal dari ekspor dan sisanya domestik.
Hanya saja, tidak semua produsen ban dalam negeri gentar menghadapi gempuran impor. Seperti contohnya PT Astra Otoparts Tbk yang punya anak usaha ban merk Pirelli dan juga Aspira Premio.
Ifan Martin, Product Manager Aspira Premio menganggap kompetisi sebenarnya itu berasal dari produsen lokal. "Sehingga regulasi impor tidak berpengaruh banyak bagi Astra Otoparts," kata Ifan.
Pirelli dan Aspira Premio tetap akan fokus di pasar after market. Termasuk di jaringan ritel, baik melalui jaringan Astra Otoparts ataupun jaringan luar Astra Otoparts. "Astra Otoparts berencana untuk tumbuh 20% sehingga memperbesar pangsa pasar ban," katanya.
Sementara, Wicaksono Soebroto Corporate and Marketing Communication, PT Goodyear Indonesia Tbk menjelaskan bahwa pemerintah pada dasarnya memahami kondisi industri ban dan kebutuhan para pelaku usaha serta konsumen secara menyeluruh.
Menurutnya Goodyear adalah perusahaan supply chain (rantai pasok). Hal ini berarti selain mengekspor, Goodyear Indoneisa juga mengimpor beberapa ukuran ban tertentu untuk pertimbangan skala ekonomi. "Secara umum, produk yang dipasarkan oleh Goodyear, terbanyak tetap produksi dalam negeri," kata Wicaksono.
Sayangnya, target penjualan emiten berkode saham GDYR ini belum dibeberkan. Namun, Wicaksono memaparkan pihaknya berusaha mengikuti pertumbuhan pasar ban replacement dan kendaraan roda empat tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News