Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai bagian tak terlepaskan dari dunia otomotif, industri ban nasional bertumbuh seiring penjualan kendaraan bermotor dan jumlah populasinya saat ini.
Uthan A. Sadikin, Direktur PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mengatakan, untuk saat ini pasar domestik ban cukup bergantung pada kondisi penjualan mobil dan sepeda motor. "Kalau penjualan mereka meningkat tentu ban juga ikut (terkerek) naik," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (22/4).
Apalagi untuk sepeda motor dan mobil, kata Uthan, mayoritas sudah dapat diserap oleh produsen dalam negeri. "Misalnya yang original equipment manufacturer (OEM) itu sudah banyak pakai ban produksi lokal," ungkap Uthan.
Sebelumnya MASA pernah merilis ban merek Corsa Platinum V Series yang ditujukan untuk pasar OEM sepeda motor underbone dan matic. Sayangnya Uthan tidak merinci pabrikan mana yang disuplai ban MASA tersebut.
Menilik laporan keuangannya sepanjang 2017 pendapatan bersih perseroan US$ 280 juta, naik 22% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya US$ 229 juta.
Sementara penjualan ban domestik MASA tumbuh 15%, dari US$ 80 juta di 2016 menjadi US$ 92 juta di 2017.
Sisanya, sebagian besar MASA mengalirkan produknya ke pasar ekspor. Sepanjang 2017, penjualan ekspor mendominasi total pendapatan perseroan 67% atau US$ 188 juta.
Adapun produsen ban seperti PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) tengah menggenjot penjualan domestiknya dengan meluncurkan produk ban truck and bus radial (TBR). Meningkatnya permintaan akan kendaraan komersial di Indonesia dipercaya dapat menumbuhkan pasar ban nasional.
Sebelumnya perusahaan melakukan perubahan merek produk dari yang semula "GT Radial" menjadi "Giti". "Untuk produk dan kualitas tidak ada perbedaan, hanya melakukan brand transitions," jelas Catharina Widjaja, Direktur Corporate Communication dan Hubungan Investor PT Gajah Tunggal Tbk.
Strategi lain, Gajah Tunggal memperkenalkan dua produk ban light truck radial (LTR). Perusahaan berkode saham GJTL di Bursa Efek Indonesia itu juga berencana meningkatkan kapasitas produksi.
Gajah Tunggal ingin mengerek kapasitas produksi ban TBR dari semula 2.000 ban per hari menjadi 3.500 ban per hari. Mereka bermaksud memanfaatkan lonjakan kapasitas produksi untuk menyokong penjualan ban di pasar domestik maupun mancanegara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News