kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana akusisi pabrik mobil listrik ditolak Ahok, ini kata pengamat


Senin, 29 November 2021 / 12:44 WIB
Rencana akusisi pabrik mobil listrik ditolak Ahok, ini kata pengamat
ILUSTRASI. Akuisisi StreetScooter milik perusahaan mobil Deutsche Post DHL Group, Jerman, membuka kesempatan Indonesia untuk melakukan loncatan teknologi melalui Indonesian Batery Corporation (IBC). KONTAN/Baihaki/10/12/2018


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sikap komisaris utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menolak wacana pembelian StreetScooter milik perusahaan mobil Deutsche Post DHL Group, Jerman, menuai polemik. 

Adib Miftahul, Pengamat Kebijakan Publik, berpendapat, rencana akusisi itu sebagai langkah strategi untuk pengembangan eLectrical vehicle (EV) atau mobil listrik nasional.

Selain itu, keputusan bisnis yang diwacanakan oleh manajemen Pertamina tersebut, memiliki pertimbangan bisnis tertentu, terutama dari sisi brand image.

Menurut Adib, jika Pertamina Power Indonesia (PPI) bisa mengakusisi perusahaan mobil Streetscooter yang sudah berjalan memproduksi dan memasarkan mobil listrik, maka kedepannya Indonesia bisa lebih cepat masuk dan memiliki Industri kendaraan listrik yang sangat potensial.

Baca Juga: IBC beli StreetScooter tanggal 29 November 2021 tetapi ditolak Ahok, apakah lanjut?

Dengan kualitas produk streetscooter, kata Adib, membuka kesempatan Indonesia untuk melakukan loncatan teknologi melalui Indonesian Batery Corporation (IBC) .

PPI juga bisa menaruh langsung putra putri indonesia dalam pabrik tersebut, sehingga transfer teknologi atas industri kendaraan EV bisa lebih cepat dan akurat dalam penetrasinya.

Untuk itu, sebagai komisaris utama, Ahok diminta bijakasana dalam membicarakan urusan perseroan di wilayah publik. Apalagi, Pertamina sudah menandatangani NDA (Non Disclosure Agreement).

"Jangan seolah-olah menjadi pihak yang baik dan benar di internal perusahaan," kata Adib, dalam keterangan resmin yang diterima Kontan.co.di, Senin (29/11). 

Bukan mobil China

Adib menambahkan, isu mobil listrik jangan hanya dijadikan komoditas politik yang bisa menimbulkan kegaduhan sosial dan khususnya di internal Pertamina. Jangan sampai, kata Adib, pernyataan politis mengganggu dan menyinggung pihak lain. 

"Atau mungkin karena bukan perusahaan mobil China yang diakuisisi? Sehingga Ahok menunjukan ketidaksetujuan keputusan bisnis tersebut dengan berupaya meraih simpati publik," ujar Adib.

Sebelumnya, dalam statementnya di salah satu media, Ahok menyatakan dari pada mengakuisisi perusahaan mobil EV, lebih baik mengajak kerjasama dengan salah satu brand kendaraan roda empat asal China yang saat ini sudah memproduksi mobil EV. 

Dalam kanal Youtube “Panggil Saya BTP” berjudul “Pejabat Tidak Boleh Takut untuk Mengeksekusi” yang dirilis Jumat lalu (19/11), Ahok memberikan pendapatnya terkait road map mobil listrik yang sedang dikerjakan dan dikembangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Ahok nilai akuisisi perusahaan mobil listrik Jerman oleh IBC tidak layak

Namun, pernytaaan Ahok tersebut justru menuai kontroversi. Pasalnya, Ahok menilai, rencana yang pernah dipaparkan Pertamina Power Indonesia (PPI) Indonesian Batery Corporation (IBC) mengakuisisi perusahaan mobil StreetScooter milik Deutsche Post DHL Group, Jerman, tidak didasarkan pada valuasi yang jelas.

Pernyataan tersebut, menurut Adib, mempertegas sikap Ahok dalam menolak rencana akuisisi perusahaan mobil steetScooter. "Dengan tegas terlihat Ahok seolah olah mau menahan berkembangnya Industri mobil EV yang bisa dimiliki oleh Indonesia," papar Adib.

Adib menilai, alasan bahwa valuasi tidak jelas itu sangat tidak mendasar. Apalagi, tim Pertamina dan IBC memiliki tim analisa investasi. Selain dari internal, tim analisa juga didukung oleh para konsultan yang menjadi mitra Pertamina.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×