kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,75   -7,60   -0.82%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana bisnis Jasamarga Manado-Bitung pasca tol Manado-Bitung beroperasi


Senin, 26 Oktober 2020 / 17:11 WIB
Rencana bisnis Jasamarga Manado-Bitung pasca tol Manado-Bitung beroperasi
ILUSTRASI. Kendaraan melintasi jalan tol Manado-Bitung, Airmadidi, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Senin (6/7/2020).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Terhitung mulai hari Jumat, 30 Oktober 2020, pukul 00.00 WITA, tarif Jalan Tol Manado-Bitung Ruas Manado-Danowudu diberlakukan.

Dengan sistem transaksi tertutup, tarif tol dikenakan proporsional atau sesuai jarak pengguna jalan, dengan besaran tarif Rp 1.111 per kilometer (Km).

Direktur Utama PT Jasamarga Manado Bitung (JMB) George I.M.P Manurung membeberkan, nilai investasi dari proyek jalan tol ini mencapai Rp 4,95 triliun. Rencana bisnis dari tol ini menargetkan pengguna jalan atau traffic mencapai 14.000 kendaraan per hari.

Namun sekitar satu bulan terakhir, atau pada masa belum diberlakukannya tarif tol, kendaraan yang melalui jalan tol ini hanya mencapai 8.000-9.000 kendaraan per hari. "Karena itu kami melihat kalau sudah bertarif, kami berharap tetap traffic nggak berkurang. Kenapa? karena sesuai business plan harusnya 14.000 kendaraan per hari," kata George dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Senin (26/10).

Baca Juga: Jalan tol Manado-Bitung dikenakan tarif Rp 1.111 per km mulai 30 Oktober 2020

Tapi, melihat kondisi sekarang yang masih dalam masa pandemi covid-19, George memproyeksikan setelah dikenakan tarif, trafik tol akan berkurang sekitar 30%-40% dibanding saat tol Manado-Bitung ini belum dikenakan tarif. "Namun karena ini bertarif, jadi mungkin sekitar 3.000 -4.000 kendaraan per hari," kata George.

Dia berharap, setelah vaksin ditemukan dan pandemi covid-19 berakhir, aktivitas masyarakat Sulawesi Utara khususnya Manado bisa kembali bergeliat. Dengan begitu, trafik tol Manado-Bitung akan terdongkrak.

Sebabnya, tingkat penggunaan jalan tol akan berdampak terhadap break even period atau masa pengembalian investasi dari proyek ini. Dengan nilai investasi sebesar Rp 4,95 triliun, break even period ditaksir mencapai 39 tahun, atau di masa akhir konsesi.

"Break even period ini kalau kita hitung-hitung kasar mungkin sekitar 39 tahun. Artinya dengan konsesi 40 tahun, mungkin sampai menjelang akhir konsesi baru break even period kembali," ungkap George.

Namun, jika hitungan sesuai dengan rencana bisnis, George memperkirakan pihaknya sudah bisa meraih laba bersih pada tahun 2028 atau 2030.  Untuk menggenjot pendapatan, JMB juga mengincar pemasukan lain di luar tarif tol. Antara lain melalui pemasangan iklan hingga jaringan fiber.

Baca Juga: Wamendag harap pembangunan tol Manado-Bitung berdampak positif ke masyarakat

"Ini cukup lama, 10-12 tahun lagi. Karena memang kita berharap dari trafik. Dan faktor inflasi yang akan menyesuaikan tarif setiap 2 tahun," pungkas George.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×