Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Iman menjelaskan, Pertamina juga membutuhkan capex sebesar US$ 133 miliar untuk 2020 hingga 2026 mendatang. Adapun, pendanaan eksternal memegang porsi sekitar 28% atau mencapai US$ 49 miliar dimana IPO termasuk di dalamnya.
Dalam agenda RDP tersebut, sejumlah anggota DPR menentang rencana IPO Pertamina.
Anggota DPR Komisi VII Mercy Barends menilai ketimbang melakukan IPO sebaiknya Pertamina berfokus pada penyediaan ketahanan energi.
Baca Juga: Berpotensi, dua subholding ini masuk kajian rencana IPO Pertamina
"Seluruh mafia migas tunggu ini, ini ngeri banget. Yang masuk ini kan seluruh pemilik modal besar yang kelola bisnis migas. Ini sudah setengah privatisasi," terang Mercy.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman mengungkapkan langkah Pertamina melakukan IPO berarti Pertamina harus bersiap untuk bersaing secara terbuka dengan perusahaan lain.
Di sisi lain, ia menegaskan DPR juga ingin mendorong agar Pertamina tak lagi menjadi "anak manja".
"Kita hari ini harus fair, kalau mau mendorong IPO sebagai solusi (pencarian dana) bukan IPO sebagai sebuah tujuan," pungkas Maman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News