Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penawaran umum saham perdana atawa initial public offering (IPO) anak usaha PT Pertamina terus-menerus menuai pro dan kontra.
Salah satunya menyoal kemungkinan saham yang dilepas akan dikuasai mayoritas pihak asing.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Iman Rachman menjelaskan, dalam rencana IPO sejatinya bisa diatur agar kepemilikan saham didominasi investor domestik.
Baca Juga: Direktur Pertamina: IPO hanya salah satu opsi pendanaan untuk capex Pertamina
"Dalam IPO ada publik di situ. Publik bisa kami atur (dimana) sebagian besar adalah investornya domestik. Dan mereka tidak kontrol," kata Iman dalam agenda RDP bersama Komisi VII, Senin (29/6).
Di sisi lain, Iman menerangkan, proses IPO saat ini masih dalam kajian terlebih proses restrukturisasi Pertamina masih berlangsung.
Meski telah menjadi subholding, Pertamina masih memiliki pekerjaan rumah untuk memindahkan aset ke subholding.
Iman menjelaskan, Pertamina juga membutuhkan capex sebesar US$ 133 miliar untuk 2020 hingga 2026 mendatang. Adapun, pendanaan eksternal memegang porsi sekitar 28% atau mencapai US$ 49 miliar dimana IPO termasuk di dalamnya.
Dalam agenda RDP tersebut, sejumlah anggota DPR menentang rencana IPO Pertamina.
Anggota DPR Komisi VII Mercy Barends menilai ketimbang melakukan IPO sebaiknya Pertamina berfokus pada penyediaan ketahanan energi.
Baca Juga: Berpotensi, dua subholding ini masuk kajian rencana IPO Pertamina
"Seluruh mafia migas tunggu ini, ini ngeri banget. Yang masuk ini kan seluruh pemilik modal besar yang kelola bisnis migas. Ini sudah setengah privatisasi," terang Mercy.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman mengungkapkan langkah Pertamina melakukan IPO berarti Pertamina harus bersiap untuk bersaing secara terbuka dengan perusahaan lain.
Di sisi lain, ia menegaskan DPR juga ingin mendorong agar Pertamina tak lagi menjadi "anak manja".
"Kita hari ini harus fair, kalau mau mendorong IPO sebagai solusi (pencarian dana) bukan IPO sebagai sebuah tujuan," pungkas Maman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News