kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Rencana Kenaikan Tarif Tol Akan Berdampak bagi Para Eksportir


Senin, 26 September 2022 / 19:39 WIB
Rencana Kenaikan Tarif Tol Akan Berdampak bagi Para Eksportir
ILUSTRASI. Sejumlah truk melintas di ruas jalan Tol JORR Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2022). (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) menilai rencana kenaikan tarif jalan tol di tahun ini akan berdampak secara langsung terhadap kelangsungan bisnis para eksportir.

Sekretaris Jenderal GPEI Toto Dirgantoro menyebut, beban logistik para eksportir akan meningkat apabila tarif tol benar-benar dinaikkan. Hal ini tentu menjadi tantangan tambahan bagi pelaku usaha eksportir yang sebelumnya juga tertekan oleh efek kenaikan harga BBM beberapa waktu yang lalu.

Ketika harga BBM naik, biaya tracking kontainer mengalami kenaikan rata-rata sekitar 17% sampai 25%. “Ongkos ini jelas akan kembali meningkat ketika terjadi kenaikan tarif tol,” imbuh dia, Senin (26/9).

Sebagai pengguna layanan jalan tol, tidak banyak langkah antisipasi yang bisa dilakukan oleh para pelaku usaha ekspor. GPEI hanya berharap besaran kenaikan tarif tol tetap bisa diterima oleh para pengusaha pengguna jalan tol.

Baca Juga: Pengusaha Truk Kritik Rencana Kenaikan Tarif Jalan Tol di Tahun Ini

Di sisi lain, GPEI juga berpendapat bahwa pemerintah semestinya dapat meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur jalan tol di Indonesia. Sebab, tak sedikit ruas tol yang acap kali mengalami kerusakan di bagian badan jalan, sehingga mengancam keselamatan para pengendara. Proses perbaikan jalan juga kerap kali menimbulkan kemacetan panjang.

Pengguna jalan tol pun akhirnya dirugikan ketika terjadi kenaikan tarif tetapi tidak diimbangi oleh manfaat yang dirasakan ketika melintasi jalan berbayar tersebut.

Di samping itu, pemerintah juga harus lebih gencar mengembangkan jalan raya arteri non tol yang sebenarnya punya peran penting dalam mobilisasi angkutan barang dan orang. Hal ini juga diharapkan bisa mengurangi ketergantungan masyarakat secara berlebihan terhadap jalan tol.

“Kalau semua hal terkait peningkatan ekonomi dikaitkan dengan jalan tol, tanpa ada pembangunan jalan raya non tol yang masif, ini juga tidak benar dari sudut pandang kami,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×