kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana pemangkasan produksi belum tentu langsung berdampak ke kondisi pasar batubara


Senin, 20 Juli 2020 / 18:25 WIB
Rencana pemangkasan produksi belum tentu langsung berdampak ke kondisi pasar batubara
ILUSTRASI. Rencana pemangkasan produksi belum tentu langsung berdampak ke kondisi pasar batubara. REUTERS/Jim Urquhart/File Photo


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemangkasan produksi batubara yang diusulkan oleh Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) sekitar 15%-20% dari rencana awal pada tahun ini dinilai belum tentu berdampak signifikan terhadap kondisi pasar komoditas tersebut.

Direktur Centre for Indonesia Resources Strategic Studies (Ciruss) Budi Santoso menyampaikan, pemangkasan produksi batubara wajar dilakukan sebagai bagian dari kontrol suplai yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pergerakan harga komoditas ini. Namun, harus diakui rencana demikian belum tentu efektif.

Terlebih lagi, para perusahaan tambang batubara besar diperkirakan masih tetap mempertahankan produksinya di sisa tahun ini. “Permasalahannya, siapa yang produksinya mau dipotong,” kata dia kepada Kontan, Senin (20/7).

Baca Juga: Bisnis batubara tertekan, Samindo Resources (MYOH) tunda beli alat berat di tahun ini

Memang, di atas kertas peluang bagi perusahaan-perusahaan batubara untuk menyesuaikan target produksi tetap terbuka. Pasalnya, permintaan batubara dari sejumlah konsumen mengalami penurunan signifikan akibat pandemi Covid-19. Tidak ada jaminan pula perusahaan batubara bisa melampaui target produksinya di tahun ini.

“Kalau dampak Covid-19 terus berlangsung setahun ini, perusahaan tambang batubara harus menyesuaikan target produksi,” ungkap Budi.

Ia pun mengaku, jikalau target produksi dari para produsen batubara diturunkan, maka akan berpengaruh pada penjualan komoditas tersebut. Lantas, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang diperoleh dari penjualan batubara secara langsung akan turun. Pemerintah mau tidak mau harus mengantisipasi potensi penurunan PNBP tersebut.

Sebelumnya, Direkur Eksekutif APBI Hendra Sinadia menyatakan, pada dasarnya setiap produsen batubara memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam memandang kondisi pasar terkini. Ada perusahaan yang berniat menurunkan produksi dan ada pula perusahaan yang tetap mempertahankan target atau bahkan menaikkan target produksi di sisa tahun ini.

“Kami memang mengimbau demikian, tapi pada akhirnya kami tidak punya kekuatan untuk memaksa perusahaan untuk melakukan penyesuaian target produksi,” ujarnya, Minggu (19/7).

Baca Juga: APBI: Kami tidak bisa memaksa perusahaan untuk menyesuaikan target produksi batubara

Yang jelas, APBI berpendapat strategi pemangkasan produksi diharapkan dapat menekan harga yang terus turun karena semakin melebarnya oversupply atau kelebihan pasokan batubara.

Menurut kajian APBI, perkiraan produksi batubara di tahun 2020 sekitar 595 juta ton, namun prediksi ini telah turun menjadi 530 juta ton di Juni 2020. APBI memandang masih diperlukan pengendalian produksi nasional dengan adanya tambahan pemangkasan produksi sampai 50 juta ton, sehingga produksi batubara nasional menjadi sekitar 480 juta ton agar tercipta keseimbangan permintaan dan penawaran di pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×