Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Pemerintah Indonesia tetap akan mengutamakan kerjasama bilateral dengan China untuk mengatasi merosotnya kinerja ekspor industri yang terancam dengan kerjasama ASEAN China Free Trade Agreement (AC-FTA). Soalnya, jika negosiasi dilakukan dengan kerangka multilateral maka akan membutuhkan waktu yang lama melakukan dialog dengan anggota ASEAN lainnya.
“Kita lebih melihat bilateral (Indonesia –China) dan tidak melibatkan secretariat general ASEAN,” kata Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI) Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami di sela-sela diskusi dampak ACFTA terhadap Indonesia di Jakarta, Selasa (20/4).
Gusmardi bilang, lebih efektif meredam dampak ACFTA dengan cara melakukan dialog dengan China dibandingkan kerjasama dengan negara anggota ASEAN yang lainnya.
“Kalau kita melibatkan anggota ASEAN nantinya akan lama, sementara phak industri ingin masalah ini cepat diselesaikan sehingga pemerintah memilih menyelesaikan (membicarakan) dengan China saja dan tidak dengan ASEAN,” jelas Gusmardi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News