Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) selaku induk Holding BUMN Industri Pertambangan tengah menawar harga participating interest (PI) 40% Rio Tinto yang ada di tambang Grasberg, Papua, sebagai upaya pengambilan divestasi saham 51% PT Freeport Indonesia (PTFI).
Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sebagai pembeli akan menawar harga dengan semurah-murahnya. Hanya saja, sebagai penjual yaitu Rio Tinto menawarkan harga yang juga tinggi.
Ia bilang, untuk rentang harga valuasi PI 40% itu sudah bisa diketahui. Misalnya saja, berdasarkan hasil dari analisa Deutsche Bank yang ditugaskan oleh Rio Tinto, bahwa harga participating interest 40% senilai US$ 3,3 miliar. Malahan, kata Budi, bank lain, seperti HSBC, Morgan Stanley, sudah memberikan kisaran harganya.
“Lagi negosiasi lagi tawar-tawar mungkin kita enggak bisa ngomong, tapi range harga sudah ada,” jelasnya.
Sayangnya Budi enggan memberikan angka pasti harga participating interest itu. Bahkan ia juga menolak memberitahukan, sudah berapa kali pertemuan Inalum dengan Rio Tinto membahas soal ini.
“Itu tidak bisa dibicarakan, tapi sudah tek-tok lah,” ungkapnya.
Yang jelas, kata Budi, pihaknya optimis pengambilan divestasi saham 51% bisa diselesaikan pada April 2018 ini.
Juru Bicara Freeport Indonesia, Riza Pratama mengatakan bahwa pihak Freeport McMoRan.inc akan menyerahkan saham sisanya paling tidak 5%. Namun, ia enggan memberitahu berapa nilai saham 5% itu.
“Mungkin sekitar 5% (pemberian pemenuhan sisa divestasi). Untuk harganya masih dinegosiasikan,” tandasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/3).
Riza memberikan gambaran, bahwa pada akhir 2017, Pemerintah Indonesia termasuk Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Mimika dan Inalum setuju untuk membentuk suatu perusahaan untuk memperoleh kepemilikan proyek Grasberg.
Dia bilang, FCX terlibat di dalam diskusi dengan Inalum dan Rio Tinto terkait kemungkinan pengaturan yang akan mengakibatkan konsorsium Inalum memperoleh kepemilikan sebesar 51% dengan cara yang dapat diterima oleh semua pihak.
Dan, lanjut Riza, dalam kerangka yang akan menyediakan kelanjutan bagi manajemen FCX dalam operasi dan tata kelola bisnis PTFI. Para pihak terus merundingkan dokumentasi atas kesepakatan menyeluruh bagi perpanjangan operasi PTFI dan untuk mencapai kesepakatan terkait waktu, proses, dan tata kelola divestasi.
“Para pihak memiliki kesamaan tujuan untuk menyelesaikan perundingan dan dokumentasi yang diperlukan dalam semester pertama tahun 2018 ini,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News