Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. ASEAN Energy Business Forum (AEBF) resmi dimulai, digelar di Nusa Dua, Bali pada 4 hingga 26 Agustus 2023. Forum yang dipelopori oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama dengan ASEAN Centre for Energy (ACE) ini diselenggarakan bersamaan dengan Pertemuan Menteri Energi ASEAN ke-41.
Forum ini mempertemukan perwakilan dari industri, pemerintah, dan akademisi untuk membahas isu-isu energi dan lingkungan serta diharapkan dapat menjadi katalisator di sektor energi.
ASEAN Energy Business Forum 2023 mengangkat topik Accelerating Energy Connectivity to Achieve Sustainable Growth of ASEAN. Forum ini mendukung visi keketuaan Indonesia untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat kemajuan ekonomi regional dan global, sehingga membuka jalan bagi pertumbuhan dan pembangunan yang berkelanjutan.
Salah satu isi penting yang disinggung dalam AEBF 2023 adalah transisi energi. Dalam sambutannya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, negara ASEAN wajib meningkatkan teknologi, kemampuan, kapasitas, dan keahlian untuk mendukung target transisi energi sekaligus target ASEAN Plan of Action of Energy Cooperation (APAEC).
Baca Juga: ASEAN Butuh Dana US$ 29,4 Triliun untuk Transisi Energi Hingga 2050
Komitmen ini menjadi pondasi menuju net zero emission (NZE) dan juga menjadi pedoman untuk kebutuhan seperti teknologi, pembiayaan, infrastruktur. Arifin juga mengatakan, selain transisi energi bersih untuk mencapai target NZE, hal yang tak kalah penting dari isu energi adalah ketahanan dan keamanan dan akses.
“Pilar-pilar ini akan mempercepat konektivitas energi untuk mencapai pertumbuhan ASEAN yang berkelanjutan,” kata Arifin.
Nuki Agya Utama, Direktur Eksekutif ASEAN Centre for Energy (ACE) menilai, upaya untuk mendorong transisi energi menunjukkan kemajuan yang signifikan. ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2023 dapat menjadi solusi dan penghubung yang krusial, yang memfasilitasi hubungan antara bisnis dan industri energi dengan pemerintah negara-negara anggota ASEAN.
Forum ini memainkan peran penting dalam memfasilitasi diskusi di antara para pemangku kepentingan mengenai isu-isu penting terkait energi. Dengan mempromosikan kerja sama dan kolaborasi, forum ini berusaha untuk mengidentifikasi solusi yang bermanfaat bagi kawasan ASEAN, termasuk kemajuan teknologi, memastikan pasokan energi yang dapat diandalkan, dan mendapatkan wawasan baru di bidang ini.
Baca Juga: Sri Mulyani Bicara Kesenjangan Infrastruktur di Hadapan Menkeu ASEAN
Dalam kesempatan yang sama, Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan infrastruktur interkonektivitas energi di kawasan Asia Tenggara menjadi kunci penting untuk transisi energi dan mencapai ketahanan energi berkelanjutan negara anggota ASEAN melalui energi yang lebih bersih, stabil dan terjangkau.
Dia menyebut, pertemuan dengan para pebisnis, mitra dan organisasi internasional yang fokus di bidang energi pada forum AEBF dan ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41 ini akan mempercepat transisi energi di kawasan ASEAN, yang masing-masing negara memiliki karakteristik sendiri. Saat ini, platform pipa gas trans-ASEAN atau Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP) dan jaringan listrik ASEAN (APG) yang sedang berjalan akan mempercepat transisi energi bersih dan meningkatkan ketahanan energi.
Sebelumnya, acara ini dibuka oleh ASEAN Green Transport Rally, meliputi rute dari Jakarta ke Surabaya sebelum mencapai Bali, dan berlangsung dari tanggal 20 Agustus hingga 24 Agustus 2023. Sejumlah armada kendaraan ramah lingkungan berpartisipasi dalam reli ini, termasuk kendaraan berbahan bakar biodiesel, kendaraan listrik, dan kendaraan listrik hibrida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News