kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Respons Manajemen Emiten Telco Pasca Starlink Resmi Beroperasi di Indonesia


Selasa, 28 Mei 2024 / 05:25 WIB
Respons Manajemen Emiten Telco Pasca Starlink Resmi Beroperasi di Indonesia
ILUSTRASI. Menkes Budi Gunadi Sadikin (kedua kiri) bersama CEO Tesla Inc. sekaligus SpaceX Elon Musk (ketiga kiri), Menkominfo Budi Arie Setiadi (kiri) dan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono (kanan) menunjukan dokumen kerjasama saat meluncuran layanan internet berbasis satelit Starlink di Puskesmas Pembantu Sumerta Klod Denpasar, Bali, Minggu (19/5/2024). Kehadiran pebisnis asal Amerika tersebut selain meluncurkan satelit miliknya juga akan menghadiri World Water Forum (WWF) Ke-10 yang rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2024. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk internet milik Space X, Starlink asal Amerika Serikat telah resmi beroperasi Indonesia sejak pekan lalu.

Sejumlah isu pun muncul seiring dengan kehadiran perusahaan milik Elon Musk itu di Tanah Air, salah satunya soal layanan di wilayah remote dan harga paket murah dengan kecepatan tinggi.

Starlink tercatat memiliki beberapa produk. Untuk paket residensial, Starlink mematok harga standar Rp 750.000 per bulan dengan kecepatan hingga 220 Mbps. Selain itu, Starlink juga menyediakan paket untuk diakses di daerah remote, seperti di pedalaman dan kapal.

Kehadiran pemain baru dengan sejumlah keunggulan itu pun menjadi perhatian sejumlah emiten telekomunikasi di Indonesia.

Baca Juga: Starlink Resmi Beroperasi di Indonesia, Begini Respons Manajemen Emiten Telco

SVP Corporate Communication & Investor Relation PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), Ahmad Reza, mengatakan, Telkom Group menyadari bahwa kehadiran teknologi dan pemain industri baru seperti Starlink adalah sesuatu yang tak terhindarkan.

“Oleh karena itu, Telkom Group senantiasa mendukung kebijakan pemerintah untuk pemerataan konektivitas nasional yang memastikan terjadinya fair playing field (persaingan sehat) bagi seluruh pelaku industri,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (26/5).

Menurut Ahmad, Starlink adalah mitra strategis Telkomsat sebagai bagian dari Telkom Group sejak tahun 2021 untuk penggelaran layanan satelit segmen backhaul dan enterprise.

“Terkait harga layanan bukan kewenangan kami, tetapi kami yakin pemerintah pasti akan mengatur hal ini,” paparnya.

Soal layanan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), Telkom Group selalu berkomitmen menjangkau layanan di daerah tersebut.

“Terutama, lewat pemanfaatan teknologi satelit melalui Telkomsat disamping layanan seluler Telkomsel serta upaya maksimal penggelaran fiber optik (Indihome),” ungkapnya.

Baca Juga: Starlink Resmi di Indonesia, Elon Musk: Internet Seperti Penyelamatan Hidup

PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mengaku tidak masalah dengan kehadiran Starlink di Indonesia. Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredo Hutchison Vikram Sinha bahkan tidak menganggap Starlink sebagai kompetitor.

“Ini (kehadiran Starlink) bukanlah sebuah kompetisi. Low Earth Orbit milik Starlink bisa membantu mempercepat masuknya akses internet ke daerah-daerah pelosok,” ujarnya dalam paparan publik RUPST ISAT, Selasa (21/5).

Vikram bahkan mengatakan ISAT terbuka untuk melakukan kolaborasi dan kerjasama dengan Starlink, khususnya di sektor perikanan dan pertahanan. Alasanya, tantangan terbesar sektor telekomunikasi di Indonesia adalah transportasi dan backbone.

Hal itu pun ditegaskan kembali oleh SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang. Kata Steve, keunggulan Starlink akan memotivasi ISAT untuk berinovasi lebih dalam meningkatkan kualitas layanan.

“Kami juga akan meningkatkan investasi di wilayah 3T,” paparnya dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga: Menilik Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Telco di Tengah Kehadiran Starlink

Head External Communications PT XL Axiata Tbk (EXCL) Henry Wijayanto melihat, kehadiran teknologi dan pemain baru adalah sebuah keniscayaan.

“Kehadiran Starlink di Indonesia bisa membuka potensi untuk berkolaborasi, sehingga membawa manfaat bagi masyarakat dan perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (24/5).

Terkait dengan harga layanan Starlink, EXCL melihat perlu adanya penerapan regulasi yang seimbang dari pemerintah.

“Sehingga, tercipta adanya playing field yang sama antara Starlink dengan operator eksisting, misalnya sama-sama dikenakan PNBP sektor telekomunikasi (BHP,USO, dan BHP Tel) dan lainnya,” paparnya.

Baca Juga: Kinerja Emiten Telco Diproyeksi Positif pada 2024, Simak Rekomendasi Analis

Selain itu, EXCL berharap pemerintah bisa memfasilitasi agar Starlink diwajibkan bekerja sama dengan operator untuk layanan business to consumer (B2C) dan business to business (B2B).

“Diharapkan juga pemerintah bisa melakukan kontrol terhadap struktur tarif Starlink agar tidak berpotensi mengancam keberlangsungan usaha telekomunikasi nasional,” ungkapnya.

Hingga kuartal I 2024, secara total XL Axiata telah memiliki lebih dari 163 ribu BTS, termasuk lebih dari 107 ribu BTS 4G dan sekitar 54 ribu BTS 2G. Adapun jumlah BTS 3G hanya sekitar 377 menara.

Merespons kehadiran Starlink, EXCL mengakui tantangan bisnis telekomunikasi akan semakin berat ke depannya. Oleh karena itu, ada beberapa strategi yang akan dilakukan EXCL dalam memperkuat kinerja Perseroan.

Baca Juga: Kinerja Emiten Telco pada Tahun 2024 Diprediksi Masih Bertumbuh

Pertama, menjaga tingkat harga layanan mobile maupun fixed broadband yang sesuai dengan keterjangkauan masyarakat Indonesia.

Kedua, mendorong dan meningkatkan bisnis layanan konvergensi. Ketiga, melanjutkan pengembangan infrastruktur jaringan baik di Jawa dan luar Jawa.

“Terakhir, meningkatkan pengalaman pelanggan yang lebih baik, yakni digitalisasi, personalisasi dan sebagainya,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×