kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Respons Manajemen Emiten Telco Pasca Starlink Resmi Beroperasi di Indonesia


Selasa, 28 Mei 2024 / 05:25 WIB
Respons Manajemen Emiten Telco Pasca Starlink Resmi Beroperasi di Indonesia
ILUSTRASI. Menkes Budi Gunadi Sadikin (kedua kiri) bersama CEO Tesla Inc. sekaligus SpaceX Elon Musk (ketiga kiri), Menkominfo Budi Arie Setiadi (kiri) dan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono (kanan) menunjukan dokumen kerjasama saat meluncuran layanan internet berbasis satelit Starlink di Puskesmas Pembantu Sumerta Klod Denpasar, Bali, Minggu (19/5/2024). Kehadiran pebisnis asal Amerika tersebut selain meluncurkan satelit miliknya juga akan menghadiri World Water Forum (WWF) Ke-10 yang rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2024. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

“Kehadiran Starlink di Indonesia bisa membuka potensi untuk berkolaborasi, sehingga membawa manfaat bagi masyarakat dan perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (24/5).

Terkait dengan harga layanan Starlink, EXCL melihat perlu adanya penerapan regulasi yang seimbang dari pemerintah.

“Sehingga, tercipta adanya playing field yang sama antara Starlink dengan operator eksisting, misalnya sama-sama dikenakan PNBP sektor telekomunikasi (BHP,USO, dan BHP Tel) dan lainnya,” paparnya.

Baca Juga: Kinerja Emiten Telco Diproyeksi Positif pada 2024, Simak Rekomendasi Analis

Selain itu, EXCL berharap pemerintah bisa memfasilitasi agar Starlink diwajibkan bekerja sama dengan operator untuk layanan business to consumer (B2C) dan business to business (B2B).

“Diharapkan juga pemerintah bisa melakukan kontrol terhadap struktur tarif Starlink agar tidak berpotensi mengancam keberlangsungan usaha telekomunikasi nasional,” ungkapnya.

Hingga kuartal I 2024, secara total XL Axiata telah memiliki lebih dari 163 ribu BTS, termasuk lebih dari 107 ribu BTS 4G dan sekitar 54 ribu BTS 2G. Adapun jumlah BTS 3G hanya sekitar 377 menara.

Merespons kehadiran Starlink, EXCL mengakui tantangan bisnis telekomunikasi akan semakin berat ke depannya. Oleh karena itu, ada beberapa strategi yang akan dilakukan EXCL dalam memperkuat kinerja Perseroan.

Baca Juga: Kinerja Emiten Telco pada Tahun 2024 Diprediksi Masih Bertumbuh

Pertama, menjaga tingkat harga layanan mobile maupun fixed broadband yang sesuai dengan keterjangkauan masyarakat Indonesia.

Kedua, mendorong dan meningkatkan bisnis layanan konvergensi. Ketiga, melanjutkan pengembangan infrastruktur jaringan baik di Jawa dan luar Jawa.

“Terakhir, meningkatkan pengalaman pelanggan yang lebih baik, yakni digitalisasi, personalisasi dan sebagainya,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×