Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang berbisnis produk mainan, PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS) merevisi target pendapatan tahun ini. Keputusan ini diambil setelah menimbang kondisi pasar mainan di mancanegara yang sempat lesu ketika awal pandemi corona (covid-19) merebak.
Direktur Utama Sunindo Adipersada Iwan Tirtha mengatakan, pasar masih beradaptasi dengan situasi pandemi di awal pandemi merebak, sehingga permintaan mainan menjadi tidak sekencang biasanya.
Di sisi lain, situasi pandemi juga membuat ajang pameran mainan menjadi tidak seramai biasanya. Padahal, gelaran pameran mainan merupakan salah satu ajang yang biasa dimanfaatkan para produsen mainan untuk bertemu dan menjajaki prospek kerja sama penjualan business-to-business (B2B) dengan pembeli dari berbagai negara.
“Pameran tahun ini agak sepi karena pemberitaan wabah covid-19 yang masif saat itu,” kata Iwan kepada Kontan.co.id, Jumat (9/10).
Baca Juga: Sunindo Adipersada (TOYS) meningkatkan utilisasi pabrik
Sedikit informasi, TOYS merupakan produsen mainan boneka atau plush toys berorientasi ekspor. Target pasar utamanya meliputi negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Mulanya, TOYS sempat menargetkan pendapatan sebesar Rp 360 miliar - Rp 380 miliar di awal tahun. Dengan adanya revisi target penjualan, kini TOYS hanya membidik target pendapatan sebesar Rp 330 miliar - Rp 350 miliar sampai tutup tahun nanti.
Catatan saja, angka target penjualan versi revisi tersebut masih lebih besar dibanding realisasi penjualan tahun lalu. Mengintip prospektus perusahaan, realisasi pendapatan TOYS tercatat sebesar Rp 171,55 miliar di tahun 2019. Artinya, berdasarkan hitungan Kontan.co.id, TOYS masih mengejar pertumbuhan pendapatan sekitar 92,35% - 104,01% sampai tutup tahun nanti.
Iwan berujar, dirinya cukup optimis bahwa target pendapatan sebesar Rp 330 miliar - Rp 350 miliar masih bisa dikejar hingga tutup tahun, sebab saat ini tren permintaan boneka sudah mulai kembali normal.
Dalam hal ini, tren masyarakat sudah mulai bisa beradaptasi dengan situasi pandemi, serta kebutuhan akan mainan boneka di tengah aktivitas luar rumah yang berkurang dinilai menjadi katalis pendorong pemulihan permintaan boneka.
Di sisi lain, TOYS juga berharap bisa merengkuh berkah dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Pasalnya, pemberlakuan tarif terhadap produk boneka China yang masuk ke pasar AS dipercaya membuat buyer AS lebih melirik produk-produk boneka dari Indonesia.
“Saat ini akibat perang dagang Amerika Serikat - China, banyak perusahaan Amerika yang sedang sourcing out of China. Jadi ini merupakan kesempatan yang bisa kita manfaatkan untuk mengejar pencapaian omset,” kata Iwan.
Selanjutnya: Pasar Ekspor Mainan Kian Empuk, Target Kinerja Sunindo (TOYS) Ikut Menggemuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News