kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

RI jajaki impor susu sapi non-Australia


Selasa, 21 April 2015 / 10:15 WIB
RI jajaki impor susu sapi non-Australia
Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (4/7/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rendahnya produksi susu sapi lokal dan disisi lain kebutuhan susu sapi dalam negeri terus meningkat membuat Indonesia menjadi importir susu sapi. Kondisi ini membuat banyak negara penghasil susu sapi dunia mengajukan diri menjadi pemasok susu sapi.

Setidaknya ada dua negara yang potensial menjadi pemasok susu sapi untuk Indonesia, mereka adalah Selandia Baru dan Polandia. Kehadiran dua negara ini disebut Kementerian Pertanian (Kemtan) sebagai upaya diversifikasi impor susu sapi. Maklum, selama ini, Indonesia sangat bergantung Australia terkait impor sapi, termasuk susu sapi.

Langkah yang dilakukan secara bertahap ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor susu sapi dari Australia. Cara ini sekaligus untuk mengantisipasi jika hubungan dagang kedua negara terganggu akibat imbas hubungan diplomatik kedua negara yang sering kali mengalami pasang surut.

Alhasil, kini pemerintah berencana memperbesar porsi impor produk susu sapi dengan Selandia Baru serta menjajaki impor susu sapi dari Polandia. Rencana ini diharapkan bisa terlaksana mulai pertengahan tahun ini.

Untuk Selandia Baru, pemerintah telah berkomitmen akan mengimpor bibit sapi perah demi menggenjot produksi susu. Sedangkan dengan Polandia, prioritas adalah mengimpor susu sapi. Wakil Menteri Pertanian Polandia, Grazimo Hencleuskan telah datang dan mengutarakan niatnya untuk menjual susu sapi ke Indonesia.

Yusni Emilia Harahap, Direktur Jenderal Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kemtan mengatakan, saat ini masih dibicarakan soal harga dengan Polandia terkait rencana tersebut.

Jika harga jualnya kompetitif dan Badan Karantina menetapkan sebagai produk yang sehat dan aman, pemerintah akan mempertimbangkan untuk impor susu dari Polandia. "Harganya bisa lebih murah ketimbang Australia," ujarnya, akhir pekan lalu.

Selama ini, Indonesia mengimpor susu dan kepala susu dari 28 negara. Empat yang terbesar adalah Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Belgia. Rata-rata tiap bulannya, impor susu bisa mencapai 2,5 ton.

Saat ini, kebutuhan susu nasional setiap tahun ditaksir mencapai 3,3 juta ton. Tahun ini, diperkirakan kebutuhan susu sapi nasional berkisar 3,5 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×