kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Riset: Bisnis Kuliner Asia Tenggara Mencapai Total Pendanaan US$ 461 Juta di 2021


Kamis, 10 Februari 2022 / 15:08 WIB
Riset: Bisnis Kuliner Asia Tenggara Mencapai Total Pendanaan US$ 461 Juta di 2021
ILUSTRASI. Pengunjung menikmati kuliner. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Firma modal ventura Alpha JWC Ventures hari ini mengumumkan peluncuran studi terbarunya yang bertajuk “Tapping into Indonesia’s F&B Revolution”.

Studi ini merupakan hasil kolaborasi dengan portal berita bisnis regional DealStreetAsia. Tapping into Indonesia’s F&B Revolution membahas aktivitas pendanaan modal ventura di industri F&B (Food and Beverages, atau kuliner) di Asia Tenggara dan juga menyajikan pembahasan menyeluruh terkait pertumbuhan eksponensial yang terjadi pada beberapa sektor industri F&B.

Selain itu, laporan ini juga menyajikan profil startup (perusahaan rintisan) kuliner dengan performa terbaik di Asia Tenggara, termasuk di antaranya Kopi Kenangan, Hangry, Mangkokku, dan ESB. Laporan ini juga memberikan prediksi tren industri kuliner di masa depan.

Startup F&B di Asia Tenggara yang terdiri atas empat kategori, Makanan dan Minuman Segar (Fresh F&B), Pesan Antar Makanan (Food Delivery), Aplikasi Direktori Restoran (Restaurant Discovery Apps), dan Layanan Daring Kebutuhan Sehari-hari (Online Grocery Services) mencatat total pendanaan senilai US$ 461 juta dari 49 pendanaan di tahun 2021, meningkat secara signifikan dari US$ 250 juta di 2020 dan US$ 115 juta di 2019.

Selain itu, startup F&B Asia Tenggara juga telah memperoleh dana lebih dari US$ 900 juta dari pendanaan pemodal swasta selama 1 dekade terakhir (dari 2012 hingga 2021), di mana startup-startup asal Indonesia mendominasi pendanaan tersebut dengan lebih dari US$ 644 juta.

Baca Juga: Organisasi Internasional Mendukung Indonesia dalam Transisi Energi G20

Lebih lanjut, laporan ini mencatat bahwa di Indonesia, layanan Fresh F&B dan Online Grocery Services mengalami pertumbuhan paling cepat di antara kategori F&B lainnya selama pandemi.

Bahkan dengan pertumbuhan tersebut, baik dari segi valuasi perusahaan maupun penggunaan produk, potensi pengembangan sektor kuliner masih terbuka lebar, terlihat dari rendahnya penggunaan layanan F&B berbasis teknologi di Indonesia bila dibandingkan dengan angka penetrasi penggunaan ponsel dan internet.

Laporan ini juga mengidentifikasi empat era di industri F&B Indonesia, yakni era konvensional, inkubasi, pertumbuhan (emerging), dan kematangan (mature), dengan setiap era memiliki tingkat kesulitan, model bisnis, dan perusahaan-perusahaan unggulannya sendiri.

Saat ini, Indonesia tengah berada di era pertumbuhan (emerging) yang ditandai dengan munculnya banyak perusahaan kuliner yang didukung teknologi serta munculnya startup unicorn F&B pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, Kopi Kenangan. Seiring berjalannya waktu, kita juga melihat beberapa perusahaan F&B menyiapkan ekspansi regional, yang menurut laporan akan terjadi secara signifikan pada tahun 2025.




TERBARU

[X]
×