Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan e-commerce di Indonesia diiringi dengan kendala yang mengikutinya. Riset iPrice Group menunjukkan beberapa kendala yang dihadapi pelaku industri e-commerce di Indonesia yang pertama adalah akses internet.
Andrew Prasatya Senior Content Marketer iPrice Group mengatakan, baru 50% masyarakat Asia Tenggara yang punya akses internet di mana lebih 90% belum berbelanja online. Sedangkan di Indonesia baru ada 81 juta pengguna aktif internet di Indonesia atau 31% dari populasi Indonesia
“Kedua, kecepatan internet masih di bawah rata-rata di Asia Tenggara dengan Filipina yang paling lambat. Sedangkan di Indonesia rata-rata kecepatannya 5,19 Mbps atau peringkat 75 di dunia,” papar Andrew.
Faktor ketiga kata Andrew adalah tipografi Indonesia yang besar di mana e-commerce masih terpusat di Jakarta. Sedangkan Elisa Suteja, Senior Analyst East Ventures bilang, sejak 2010 investor sudah melihat permasalahan logistik di Indonesia. Hingga sekarang logistik masih menarik bagi investor.
Terakhir terkait pembayaran. Kepemilikan akun masyarakat di bank di Indonesia pada 2014 masih 36%. Proyeksinya pada 2019 mencapai 75%. "Ada korelasi kepemilikan akun bank dengan pembayaran di e-commerce,” papar Andrew.
Sedangkan dari faktor internal kendala bagi e-commerce untuk berkembang menurut Andrew adalah produk, pembayaran, dan waktu pengiriman. “Kapabilitas kartu kredit si Indonesia tidak sebanyak di Singapura, sehingga pelaku e-commerce perlu investasi untuk sistem pembayaran seperti cash on delivery (COD) padahal sistem pembayaran seperti ini tidak efektif,” tutup Andrew.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News