Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) mengungkit target produksi batubara pada tahun ini. Bila sebelumnya, INDY membidik target produksi sebanyak 31,4 juta ton batubara secara konsolidasi, kini emiten konstituen Indeks Kompas 100 tersebut mengejar target produksi 37,3 juta ton.
Head of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk (INDY) Ricky Fernando mengatakan, pengajuan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) perusahaan telah disetujui oleh pemerintah.
“(Target produksi) terbagi atas 35,7 juta ton oleh Kideco, dan 1,6 juta ton oleh MUTU (PT Multi Tambangjaya Utama),” ujar Ricky saat dihubungi Kontan.co.id, usai acara Media Gathering Indika Energy, Rabu (4/8).
Baca Juga: Semester I-2021, Bayan Resources (BYAN) raup laba bersih US$ 337,04 juta
Pada sepanjang Januari-Juni 2021 lalu, INDY telah mencatatkan produksi konsolidasi sekitar 19,8 juta ton batubara atau setara dengan 53,08% dari target produksi konsolidasi pasca revisi RKAB.
Dalam realisasi tersebut, PT Kideco Jaya Agung (Kideco) menyumbang produksi 18,2 juta ton batubara atau naik 7,7% dibanding realisasi produksi Kideco periode sama tahun lalu yang sebesar 16,9 juta ton.
Sementara itu, MUTU mencatatkan produksi 0,9 juta ton batubara sisanya di sepanjang Januari-Juni 2021, tumbuh 28,57% dibanding realisasi produksi MUTU periode sama tahun lalu yang sebesar 0,7 juta ton.
Dari sisi penjualan, Kideco mencatatkan kenaikan volume penjualan batubara sebesar 8,5% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari 16,6 juta ton menjadi 18,1 juta ton pada semester I 2021.
Baca Juga: Garap bisnis emas, Indika Energy (INDY) incar 100% saham tambang emas di Luwu
Dari volume tersebut, Kideco memasarkan 6,4 juta ton atau 35% diantaranya untuk pasar domestik, lebih besar dibanding Domestic Market Obligation (DMO) batubara yang sebesar 25%. Sementara itu volume penjualan batubara untuk pasar ekspor mencapai 11,7 juta ton dengan negara tujuan China, India, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Selain mencatatkan kenaikan volume penjualan, Kideo juga mencatat kenaikan harga jual rata-rata batubara sebesar 21,9% yoy dari US$ 39,8 menjadi US$ 48,6 per ton pada semester I 2021.
Setali tiga uang dengan Kideco, MUTU juga mencatatkan kenaikan volume penjualan batubara dari 0,6 juta ton menjadi 0,9 juta ton pada serta kenaikan harga jual rata-rata batubara sebesar 30,4% dari US$ 63,1 menjadi US$ 82,3 per ton pada paruh pertama tahun ini.
Secara konsolidasi, Kideco menyumbang 62,5% total pendapatan INDY di sepanjang paruh pertama ini. Sementara itu, MUTU tercatat berkontribusi 5,1% dalam total pendapatan konsolidasi. Sisa pendapatan INDY lainnya berasal dari Petrosea Mining, Petrosea E&C, Tripatra, Interport, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), dan lain-lain.
Adapun total pendapatan konsolidasi yang dibukukan oleh INDY sepanjang semester pertama tahun ini mencapai sebesar US$ 1,28 miliar, naik 14,07% dibanding realisasi pendapatan semester pertama tahun lalu yang sebesar US$ 1,12 miliar.
Dari hasil pendapatan itu, INDY mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 12 juta di semester I 2021, berbalik dari posisi bottom line INDY di semester I 2020 tercatat rugi bersih US$ 21,91 juta.
“Revenue semester I 2021 meningkat tajam karena kenaikan pada coal prices,” ujar Direktur INDY, Retina Rosabai dalam acara Media Gathering Indika Energy, Rabu (4/8).
Selanjutnya: Semester I-2021, Bukit Asam (PTBA) realisasikan produksi batubara 13,27 juta ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News