kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RNI anggarkan belanja modal Rp 4,5 triliun pada tahun ini


Jumat, 06 April 2018 / 18:31 WIB
RNI anggarkan belanja modal Rp 4,5 triliun pada tahun ini
Direksi RNI


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri gula, farmasi, dan properti, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 4,5 triliun tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan anak usaha grup RNI.

Direktur Utama RNI Didik Prasetyo mengatakan dari total belanja modal tahun ini, sebanyak Rp 3 triliun tersebut akan digunakan untuk pembentukan kawasan industri di Subang, Jawa Barat. Lahan seluas 3.900 hektare sudah dimiliki perusahaan. "Saat ini kami tunggu proses perizinan dan kami terus konsultasi dengan Dewan KEK nasional," kata Didik, Jumat (6/4).

Lahan industri ini ditargetkan bisa selesai pengadaan infrastrukturnya pada 2019 nanti. Saat ini menurutnya perusahaan manufaktur asal Jepang sudah mulai menjajaki untuk masuk menjadi tenant.

Didik menambahkan sumber dana belanja modal berasal dari internal perusahaan dan juga pinjaman. Namun opsi pinjaman bank maupun obligasi masih belum ditentukan perusahaan pelat merah ini. "Sementara sisa belanja modal buat pengembangan anak usaha seperti misalnya, pabrik vial dan ampul hasil kerjasama RNI dan PT Bio Farma," lanjutnya.

Catatan saja, lokasi pabrik saat ini masih dalam penjajajakan di kawasan industri Cikampek. Untuk kapasitas produksi, perhitungan sementara akan berkisar tujuh juta unit per tahun. Didik berharap tahun ini pembangunan pabrik sudah mulai tahap groundbreaking. Sehingga produksi komersilnya diperkirakan sekitar tahun 2019.

Sementara itu, tahun ini perusahaan membidik pendapatan Rp 6,7 triliun, naik 31,3% dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 5,1 triliun. "Kami tetap fokus pada empat pilar utama pendapatan. Dari sektor farmasi menyumbang 47%, agro industri hampir 30%, sisanya trading, distribusi serta properti," tambah Didik.

Tahun lalu, Didik menilai anak usaha yakni PT Phapros berhasil menguntungkan perusahaan. Apalagi tahun lalu, Phapros diklaim berhasil meraih pendapatan mencapai Rp 1 triliun. Dengan kinerja yang terus naik anak usaha yang memproduksi obat-obatan ini akan segera masuk ke papan bursa saham. "Phapros akan masuk bursa saham antara tahun ini dan tahun depan. Tergantung momentum tepat dan direksi," katanya.

Adapun di bisnis properti baru akan dinikmati hasilnya tahun mendatang. Saat ini RNI telah menggandeng Waskita Realty membangun gedung perkantoran Waskita Rajawali Tower di lahan perusahaan yang terletak di MT Haryono seluas 7.025 m². Proyek ini ditargetkan rampung pada kuartal I-2019. 

Gedung perkatoran tersebut nantinya akan digunakan sendiri oleh karyawan Waskita Group dan RNI Group.

Catatan saja, saat ini jaringan usaha RNI terdiri dari 13 anak perusahaan dan 51 kantor cabang perdagangan dan distribusi di seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×