kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

RNI terjun ke bisnis minimarket dan hipermarket


Rabu, 16 Januari 2013 / 08:30 WIB
RNI terjun ke bisnis minimarket dan hipermarket
ILUSTRASI. Warga mengukuti vaksinasi Covid-19 di RPTRA Gondangdia Jakarta,


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dupla Kartini

KUTA. PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mulai merambah bisnis ritel modern. Perusahaan ini akan  menggeluti bisnis minimarket dan hipermarket. Sebagai tahap awal, perusahaan pelat merah ini akan membuka 15 outlet minimarket Rajawali Mart, seluruhnya berlokasi di Bali.

Kemarin, RNI membuka tujuh outlet Rajawali Mart. RNI juga akan membuka delapan gerai lagi, Rabu (16/1). Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro menuturkan, Bali merupakan tujuan wisata dunia. Alasan itu menjadi pertimbangan RNI membuka pertama kali Rajawali Mart.

Ke depan, RNI akan membidik lokasi lain. Kata Ismed, RNI akan tetap memilih kota-kota tujuan wisata untuk lokasi outlet, seperti Bandung, Cirebon, Semarang, Solo dan Yogyakarta. Selain sebagai media promosi, bisnis di lokasi wisata memiliki margin yang cukup bagus.

Setelah Bali, lokasi selanjutnya yang dituju RNI adalah Jawa Barat. "Sekarang masih memilih lokasi, Februari akan masuk di Bandung dan Cirebon," papar Ismed, Selasa (15/1).

RNI berambisi membuka sendiri 150 outlet Rajawali Mart hingga akhir tahun ini. Perusahaan ini mengeluarkan biaya berkisar Rp 750 juta hingga Rp 1 miliar per satu outlet Rajawali Mart. Alhasil, RNI harus menyediakan anggaran maksimal Rp 150 miliar di tahun ini untuk membuka 150 gerai.

Ismed menjelaskan, ekspansi minimarket ini juga bagian dari strategi  pemasaran produk RNI, seperti gula dalam kemasan. Penilaian Ismed, selama ini RNI lebih pandai memproduksi tetapi lemah di penjualan.

Selain memasarkan hasil produksi RNI, outlet Rajawali Mart juga memajang aneka produk buatan perusahaan pelat merah serta swasta. Saat ini, Rajawali Mart bekerjasama dengan 82 perusahaan pemasok, seperti Unilever dan Philips.

Selain membangun sendiri gerai Rajawali Mart, RNI menawarkan sistem kemitraan pembukaan gerai kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)  dan Koperasi BUMN. Targetnya, tahun ini 350 outlet Rajawali Mart akan berdiri melalui kemitraan antar BUMN.

Tak hanya kemitraan dengan BUMN, RNI juga menyiapkan waralaba gerai Rajawali Mart kepada masyarakat.  Sistem franchise ini akan dibuka mulai Juni 2013. "Kami akan memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin mengambil franchise Rajawali Mart," ujarnya.

Kisaran tarif franchise yang ditawarkan bervariasi tergantung luas, mulai dari 50 meter hingga lebih 300 meter. Biayanya berkisar Rp 100 juta sampai Rp 350 juta per outlet. "Tarif tersebut sudah termasuk pasokan barang. Nanti menggunakan sistem bagi hasil," terang Ismed.

Berbarengan dengan ekspansi minimarket, RNI akan mengembangkan hipermarket. Tahun ini RNI akan membuka lima gerai hipermarket di Bali, Bandung, Yogyakarta, Semarang, dan Cirebon. Nilai investasi satu hipermarket mencapai Rp 10 miliar-Rp 15 miliar. "Sekarang, kami menguatkan minimarket. Hipermarket masih dalam proses persiapan. Kira-kira. Juni 2013 diharapkan sudah mulai dibuka," imbuh Ismed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×