Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan perlindungan konsumen khususnya anak-anak seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah.
Dia berharap pemerintah secara tegas mengawasi perlindungan anak dari bahaya rokok. “Jangan mimpi Indonesia bakal punya masa depan emas kalau anak-anaknya tidak dilindungi sehingga jadi pecandu rokok dan penderita penyakit degeneratif lainnya,” tegasnya.
Selama ini, menurut dia, pemerintah memang menetapkan aturan untuk mengendalikan konsumsi tembakau di Indonesia, salah satunya adalah dengan penetapan tarif cukai yang tinggi.
“Namun beberapa bulan lalu juga ada potongan harga atau diskon rokok, ini tidak logis jika kita punya tujuan pengendalian tembakau dan menekan prevalensi perokok di Indonesia,” katanya.
Artinya kebijakan tarif cukai tidak menghambat temuan rokok murah di lapangan. Dia juga menilai bahwa pemerintah belum menjadikan cukai sebagai instrumen yang efektif untuk pengendalian konsumsi rokok.
Baca Juga: Dinilai sebagai tulang punggung kas negara, pemerintah diminta lindungi IHT
Pada kenyataannya pemerintah hanya menjadikannya sebagai instrumen penerimaan negara. “Masih banyak inkonsistensi dalam upaya melindungi anak dari rokok, contohnya hanya di Indonesia rokok dijual ketengan seperti permen,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Indonesia Lawyer Association on Tobacco Control (ILATC) Muhammad Joni mengatakan bahwa perlindungan anak dari rokok adalah kepentingan yang harus diutamakan.
Menurutnya harga rokok masih termasuk murah di Indonesia sehingga anak-anak masih bisa menjangkaunya. “Menjaga dan melindungi anak adalah menjaga kehidupan itu sendiri. Kita semua harusnya jadi aktor dalam perlindungan anak, termasuk melindungi anak dari bahaya rokok,” ujarnya.
Baca Juga: Protes merebak di banyak kota AS, insiden di Minneapolis gagal diredam
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Aliansi Petani Indonesia Muhammad Nuruddin mengatakan bahwa selama seringkali terjadi salah kaprah mengenai konsumsi produk turunan tembakau tersebut.
“Tembakau dan produk turunannya memiliki nilai dari sisi ekonomi dan tradisi, akan tetapi penggunaannya jangan sampai disalahgunakan, khususnya pada anak-anak,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News