kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rugi Lippo Karawaci (LPKR) membengkak menjadi Rp 8,89 triliun pada tahun lalu


Selasa, 11 Mei 2021 / 18:32 WIB
Rugi Lippo Karawaci (LPKR) membengkak menjadi Rp 8,89 triliun pada tahun lalu
ILUSTRASI. Pekerja mengawasi proyek pembangunan properti . Warta Kota/Alex Suban


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan perusahaan properti Lippo Grup, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) masih suram sepanjang tahun lalu. Kerugian yang dicatatkan LPKR bahkan membengkak lebih dari empat kali lipat.

Merujuk laporan keuangan tahun 2020 yang disampaikan pada Bursa Efek Indonesia (BEI), LPKR membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 8,89 triliun. Angka itu naik 348,98% dibandingkan rugi bersih LPKR tahun 2019 yang sebesar Rp 1,98 triliun.

Sepanjang tahun lalu, pendapatan LPKR merosot 2,92% dari Rp 12,32 triliun pada 2019 menjadi Rp 11,96 triliun. Namun beban LPKR menanjak. Beban lainnya tercatat meroket 171% dari Rp 2,07 triliun pada 2019 menjadi Rp 5,61 triliun pada 2020.

Dari pos tersebut, penghapusan nilai persediaan LPKR melonjak dari Rp 443,12 miliar pada 2019 menjadi Rp 3,24 triliun pada tahun lalu. Beban keuangan LPKR tahun lalu juga naik menjadi Rp 1,86 triliun dibandingkan tahun 2019 yang sebesar Rp 904,14 miliar.

Baca Juga: Lippo Cikarang (LPCK) catat kerugian bersih Rp 3,65 triliun sepanjang 2020

Beban bunga atas liabilitas sewa meningkat dari Rp 27,53 miliar pada 2019 menjadi Rp 439,74 miliar pada 2020. Kenaikan signifikan juga terjadi pada beban bunga pinjaman bank dari Rp 32,7 miliar menjadi Rp 171,68 miliar.

Pada tahun lalu aset LPKR mengalami depresiasi 5,82% dari Rp 55,07 triliun pada 2019 menjadi Rp 51,86 triliun. Jumlah aset LPKR terdiri dari aset lancar senilai Rp 33,07 triliun dan aset tidak lancar Rp 18,78 triliun.

Liabilitas LPKR pada 2020 naik menjadi Rp 28,29 triliun, meningkat 36,66% dari tahun sebelumnya. Liabilitas LPKR terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 10,57 triliun yang melonjak 53,63% secara tahunan, dan liabilitas jangka panjang Rp 17,71 triliun atau naik 28,14% dari tahun 2019.

Sementara itu, jumlah ekuitas LPKR pada tahun lalu merosot 31,42% dari Rp 34,37 triliun menjadi Rp 23,57 triliun pada tahun lalu.

Target 2021

Meski rugi bersih melonjak, namun LPKR mencatatkan pertumbuhan performa pra penjualan sebesar 45% secara year on year (YoY) menjadi Rp 2,67 triliun. Nilai itu juga setara 7% di atas target yang dicanangkan LPKR.

Pertumbuhan pra penjualan ini didorong oleh menguatnya bisnis properti yang membuat pendapatan Real Estate Development meningkat sebesar 9,4% menjadi Rp 3,25 triliun dari sebelumnya Rp 2,98 triliun.

Sementara itu, pendapatan Real Estate Management & Services pada tahun 2020 turun sebesar 6,4% menjadi Rp8,63 triliun dari yang sebelumnya Rp9,22 triliun. Hal ini disebabkan lini binis mall dan hotel terus mengalami dampak buruk pandemi Covid-19, meski rumah sakit mengalami pemulihan bisnis yang cukup signifikan. 

CEO LPKR John Riady menyampaikan, meski dalam kondisi pandemi covid-19, namun tahun lalu menjadi momentum yang baik bagi bisnis properti emiten Lippo Grup tersebut. "Saya yakin di masa mendatang saat melihat balik ke hari ini, kami akan menunjuk tahun 2020 sebagai titik balik bisnis properti yang divalidasikan oleh suksesnya peluncuran unit di Lippo Village," sebut John dalam keterangan tertulis, Selasa (11/5).

 

Menurutnya, seluruh unit yang ditawarkan dalam acara peluncuran habis dalam kurun waktu beberapa jam. Sementara pada lini recurring revenue, Siloam menunjukkan pertumbuhan EBITDA yang kuat yang didukung oleh perbaikan margin berkat bantuan dokter dan perawat yang berada di barisan terdepan dalam mengatasi Covid-19. 

"Meski bisnis pendapatan berulang kami yang lain mengalami dampak buruk akibat dari pandemi Covid-19, kami sudah mulai bisa melihat pemulihan bisnis serta kehidupan yang mendekati normal,” pungkas John.

Adapun dari sisi EBITDA, pada tahun lalu LPKR mengalami kenaikan sebesar 47% yoy menjadi Rp 1,90 triliun dari EBITDA tahun 2019 yang senilai Rp 1,30 triliun. Real Estate Development memberikan kontribusi paling banyak terhadap perbaikan EBITDA sebesar Rp 4 miliar pada tahun 2020 dibandingkan dengan rugi Rp 457 miliar pada tahun 2019. 

Pada tahun ini, LPKR menargetkan pra penjualan sebesar Rp 3,5 triliun yang diharapkan dapat dicapai dengan beberapa peluncuran rumah tapak yang baru. 

Selanjutnya: Siloam International (SILO) bagi dividen, ini dampaknya ke Lippo Karawaci (LPKR)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×