Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Merpati Nusantara Airlines terus saja dirundung rugi besar. Itulah sebabnya, demi membenahi kinerja ke depan, maskapai penerbangan pelat merah akan merestrukturisasi rute. Tak tanggung-tanggung, Merpati akan menutup 10% hingga 20% rute penerbangan yang selama ini tak menguntungkan.
Sebenarnya, jumlah rute penerbangan yang merugi lebih banyak dari itu. Merpati mencatat 90% dari 124 rute penerbangannya merugi. Dengan kata lain, hanya 12 rute yang memberi keuntungan bagi Merpati.
Presiden Direktur Merpati, Rudy Setyopurnomo, Senin (28/5), mengungkapkan, akibat banyaknya rute yang merugi, Merpati menanggung kerugian sebesar Rp 350 miliar pada kuartal I tahun ini. Sedangkan pada akhir 2011, rapor perusahaan minus Rp 750 miliar.
Rudi menampik bahwa kerugian keuangan perusahaan di kuartal I akibat penerbangan yang sepi di masa low season. “Tidak benar. Pada Januari itu seharusnya mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi karena masih musim liburan,” ucapnya.
Karenanya, perusahaan memutuskan untuk melakukan restrukturisasi rute. “Ada yang ditutup, digabung, ditambah atau dikurangi frekuensinya. Kemungkinan yang ditutup 10%-20%. Bulan depan diperkirakan restrukturisasi selesai,” ujar Rudy.
Salah satu rute yang akan direstrukturisasi adalah penerbangan antara Jakarta-Bandung.
Bersamaan dengan itu, Merpati akan melakukan pemulihan biaya operasi dan bahan bakar dengan melakukan efisiensi. Selama restrukturisasi rute ini, manajemen juga akan menghentikan sementara pembelian pesawat. Ini juga termasuk pesawat yang baru dipesan yakni pesawat jet ARJ 21-700 sebanyak 40 unit. “Tetapi, untuk pesawat yang akan datang dan sudah deal, akan tetap didatangkan karena sudah mengikat,” ucapnya.
Dia menambahkan, Merpati akan membenahi rute-rute yang ada dengan menggunakan pesawat yang tersedia. Saat ini Merpati memiliki 30 unit pesawat, dengan 10 di antaranya merupakan pesawat jet.
Rudy optimistis, dengan pengalamannya membenahi sejumlah perusahaan di Indonesia, dia mampu membalikkan kondisi Merpati untuk meraup laba operasional. Ia pun memasang target waktu yaitu enam bulan pasca pengangkatannya sebagai dirut baru Merpati.
Jika nanti Merpati sudah mencapai laba operasi, barulah perusahaan akan kembali berpikir untuk menambah armada atau rute penerbangan. Termasuk juga memberikan peningkatan kesejahteraan bagi karyawan.
Rudy bilang, program 100 hari ke depan akan didominasi pembenahan strategi marketing yang menarik bagi pelanggan. Selama ini, masyarakat tidak begitu mengetahui berapa harga tiket, rute terbang, dan promosi yang dilakukan Merpati.
"Kalau marketing lancar, banyak konsumen yang berminat dan ini akan mengalirkan uang ke kas perusahaan," tegasnya. Untuk itu, Merpati akan mempelajari kebutuhan penumpang dengan lebih detail, mulai dari pasar hingga kebutuhan konsumen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News