kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rumah dan hotel jadi andalan Jababeka di Morotai


Selasa, 25 Agustus 2015 / 11:13 WIB
Rumah dan hotel jadi andalan Jababeka di Morotai


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Keindahan laut Morotai menjadi daya tarik PT Kawasan Industri Jababeka Tbk untuk mempersiapkan Kepulauan Motorai-Maluku Utara sebagai kawasan industri baru untuk menyambut peluang investasi. Alasan perusahaan membentuk Kawasan Ekonomi Khusus di wilayah Indonesia timur ini karena Morotai terletak di jantung Asia Pasifik di antara Asia dan Australia yang dapat menarik investor.

Setyono Djuandi Darmono Pendiri dan Presiden Komisaris PT Kawasan Industri Jababeka Tbk mengatakan, tahap awal perusahaan akan membangun properti seperti hotel dan perumahan di kawasan Morotai. Misalnya, perusahaan akan membangun hotel dengan kapasitas 10.000 kamar, dari hotel yang sudah terbangun dengan kapasitas 38 kamar.

Perusahaan berkode saham KIJA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini akan membangun 10.000 rumah kelas menengah untuk menyasar investor dari dalam negeri. Kemudian, Jababeka akan membangun pariwisata dan sekolah untuk konsumen dari luar negeri dan dalam negeri, serta membentuk industri pertanian, perikanan dan perdagangan.

"Morotai ini akan berkembang untuk 100 tahun," katanya, kemarin. Untuk mengembangkan KEK di Morotai ini, Jababeka akan menggelontorkan dana sekitar Rp 6,8 triliun untuk mengembangkan kawasan di areal seluas 1.200 hektare (ha). Dana itu akan berasal dari modal sendiri dan investor yang tertarik untuk menginvestasikan dana mereka di kepulauan Halmahera ini.

Kondisi ekonomi yang sedang sulit ini akan menjadi tantangan perusahaan untuk mengerjakan sejumlah proyek KEK seperti di Cikarang, Tanjung Lesung, Kendal dan Morotai. Pasalnya, investor akan menunggu dan menanti atau wait and see untuk berinvestasi.

Namun, Darmono tidak khawatir perlambatan ekonomi Tanah Air akan menghambat bisnis perusahaan karena kelesuan ekonomi ini bersifat sementara. Strategi perusahaan untuk menjaga pertumbuhan bisnis adalah memperkuat cash flow dengan memupuk likuiditas. "Lebih baik rugi daripada tidak punya uang, tidak bisa gaji karyawan dan tidak bisa belanja modal," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×