Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk harus menghitung ulang kenaikan biaya produksi akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Jika kondisi ini terus berlanjut, produsen makanan ini bisa jadi bakal kembali menaikkan harga jual produknya.
Direktur Utama PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Stefanus Joko Mogoginta bilang, pelemahan rupiah membuat harga bahan baku impor lebih mahal. Meski perusahaan masih memiliki stok bahan baku untuk poduksi, namun ia bilang, Tiga Pilar terus memantau kondisi pasar dan menyiapkan strategi baru.
Salah satu strategi yang disiapkan adalah dengan mengerek kembali harga jual produk. "Kalau pelemahan rupiah berlanjut, formulasi (harga baru) akan dihitung," kata Stefanus, Jumat (30/8).
Hingga semester I-2013, Stefanus bilang, biaya produksi sudah naik sekitar 5% hingga 10% yang mayoritas disumbang oleh kenaikan upah buruh dan biaya energi. Alhasil, perusahaan berkode emiten AISA ini telah mengerek harga jual rata-rata 5% untuk menjaga kinerja keuangan.
Nah, dengan pelemahan nilai tukar ini, Stefanus bilang, AISA tengah mengkaji rencana untuk menaikkan harga jual produk lagi. Namun, ia masih enggan membeberkan berapa besar rencana kenaikan harga produknya.
Kondisi perekonomian yang masih lesu juga membuat AISA menunda penawaran saham perdana anak usahanya, yakni PT Bumiraya Investindo. Awalnya, anak usaha yang bergerak di bidang perkebunan ini bakal melantai di bursa pada kuartal III-2013. Tapi, "Kami tunda sampai iklim investasinya semakin baik," jelas Stefanus.
Hingga semester I-2013, AISA mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,78 triliun, naik 39,08% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Selain karena kenaikan harga jual, peningkatan penjualan perusahaan juga disebabkan volume penjualan naik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News