Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) seharusnya membuat harga kedelai impor mahal di pasaran dalam negeri. Namun yang terjadi justru sebaliknya, malah harga kedelai impor jatuh karena pasokan melimpah.
Direktur Eksekutif Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Yus'an mengatakan pada tahun ini, negara produsen kedelai dunia seperti Amerika Serikat (AS), Brazil dan Argentina panen kedelai, sehingga memiliki stok kedelai yang berlimpah. Akibatnya, tren harga kedelai secara internasional stabil dan malah agak menurun. "Sampai sekarang harga kedelai di AS sekitar US$ 9,5 per bushel (1 bushel setara 27 kilogram)," ujar Yus'an kepada KONTAN, Selasa (23/6).
Harga tersebut lebih rendah daripada harga kedelai pada bulan Maret 2015 yang mencapai US$ 10,28 per bushel. Ketika sampai ke Indonesia, maka harga kedelai di tingkat importir sekitar Rp 6.100 - Rp 6.300 per kg. Harga ini jauh lebih rendah ketimbang awal tahun ini yang mencapai Rp 8.500 hingga Rp 9.000 per kg. Akindo menargetkan sampai akhir bulan Juni 2015 ini, pihaknya bisa menyimpan stok kedelai impor hingga 480.000 ton. "Jumlah itu sudah cukup untuk kebutuhan kedelai tiga bulan ke depan," terangnya.
Yus'an bilang stok kedelai domestik juga cukup bagus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ia mengakui, banyaknya stok kedelai juga karena banyak perorangan yang memilih mengimpor sendiri kedelai. Ia mengatakan penurunan harga kedelai ini tidak terlalu mempengaruhi kedelai lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News